Jakarta (ANTARA) - Menteri Perhubungan (Menhub) RI Budi Karya Sumadi mengatakan bahwa sektor pariwisata berkaitan erat dengan konektivitas transportasi sebagai penggerak ekonomi negara, tak terkecuali di masa pandemi COVID-19 yang berdampak besar di kedua sektor tersebut.

"Dunia pariwisata sejalan dengan konektivitas transportasi. Kami melihat bahwa ini adalah cara kita lakukan konsolidasi, kita bisa berbuat lebih jauh. Pergerakan memang dibatasi, tapi jangan mudah-mudahnya kita menyerah karena kita bekerja luar biasa," kata Menteri Budi dalam pembukaan Musyawarah Nasional (Munas) V Asosiasi Travel Agen Indonesia (ASTINDO), yang digelar secara hibrida, Selasa.

Ketika menyinggung soal tantangan di era pandemi seperti pembatasan pergerakan dan aktivitas di luar ruangan secara masif, Menhub mengatakan pembatasan bukan halangan, melainkan sebuah upaya untuk menekan penyebaran virus COVID-19.

"Pembatasan mudik, lalu penerbangan internasional kita batasi sehingga tidak ada lagi travel yang di-carter, kami melakukan pengetatan untuk memastikan bahwa negara kita bersungguh-sungguh menghadapi COVID, dan hasilnya mulai terlihat. Ini harus disyukuri. Saya optimis bahwa bangsa Indonesia memahami bahwa ini adalah cobaan, di kala kita memahami cobaan dengan baik, maka kita bisa terus bergerak dengan inovasi," kata dia.

Baca juga: Menhub perkirakan kebutuhan kendaraan listrik pemerintah 132.000 unit

Ada pun Menhub mengatakan, langkah-langkah yang dilakukan baik pemerintah maupun swasta untuk kembali bangkit menggerakkan roda ekonomi dari berbagai sektor di masa pandemi sejalan dengan perintah Presiden RI Joko Widodo.

"Saya ingin menyampaikan bahwa pemerintah selalu konsisten mendukung swasta bergerak maju. Presiden mendukung, memerintahkan dengan stimulasi semua sektor tak terkecuali Kemenhub. Apa yang dilakukan sekarang? Presiden mengatakan bahwa pandemi harus diselesaikan, tapi kegiatan ekonomi juga harus menjadi concern kita semua," ujarnya.

Lebih lanjut, Menteri Budi menyampaikan sejumlah langkah prioritas pemerintah untuk memajukan pariwisata dalam negeri melalui konektivitas transportasi. Di antaranya adalah menyiapkan konektivitas baru dari Yogyakarta International Airport menuju Candi Borobudur, Magelang menggunakan angkutan umum seperti kereta api bandara (KA Bandara).

Perkembangan pembangunan jalur KA Bandara sepanjang 5,3 km dari Stasiun Kedundang ke Stasiun Bandara Internasional Yogyakarta yang dibangun secara elevated (layang) per pertengahan Maret 2021 telah mencapai 83,6 persen, berdasarkan laporan dari laman resmi Kemenhub.

Pembangunan KA Bandara merupakan bagian tidak terpisahkan dari Bandara Internasional Yogyakarta, karena bandara ini akan didarati pesawat berbadan besar dan menjadi pusat pergerakan orang baik dari dalam negeri maupun luar negeri yang mampu menampung sekitar 20 juta penumpang per tahunnya.

Lebih lanjut, pembangunan Bandara Internasional Lombok Zainuddin Abdul Madjid, Nusa Tenggara Barat yang akan menjadi penghubung ke salah satu destinasi wisata super prioritas Mandalika juga diperhatikan.

"Lalu, Mandalika dengan bandara yang lebih baik, guna menyambut event MotoGP. Selanjutnya Labuan Bajo juga indah sekali. Kupang, Manado dengan makanan dan akses yang baik akan jadi peluang luar biasa," kata Menhub.

"Bali akan dibangun pelabuhan di Nusa Penida, dan menjadi center tourism di Indonesia. Kami memang sistematis dan tidak akan berhenti. Kami juga turut mengajak swasta ikut membangun fasilitas-fasilitas tersebut," pungkasnya.

Baca juga: Menhub dorong konektivitas logistik melalui simpul-simpul transportasi

Baca juga: Menhub sebut program pembangunan Pelabuhan Patimban berjalan baik

Baca juga: Menhub harapkan bersepeda jadi kegiatan keseharian masyarakat

Pewarta: Arnidhya Nur Zhafira
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2021