Pertempuran sekarang berkecamuk di 26 dari 34 provinsi di negara itu, kata para pejabat, yang berbicara dengan anonim. Korban tewas "sangat tinggi", tambah seseorang.
Pemerintah mengatakan bentrokan atas wilayah telah meningkat sejak Amerika Serikat melanjutkan menarik semua pasukannya yang tersisa pada 11 September.
Taliban merebut distrik Shahrak di provinsi Ghor barat pada Senin dan memaksa pasukan Afghanistan untuk mundur ke desa-desa terdekat setelah baku tembak hebat, kata pejabat setempat.
Sebuah bom mobil kuat yang menargetkan markas polisi di distrik Khas Balkh di provinsi Balkh menewaskan sedikitnya empat orang dan melukai 50 lainnya termasuk warga sipil pada Minggu (6/6), kata para pejabat.
Pada hari yang sama, pejuang Taliban menyerbu distrik Qaisar di provinsi Faryab utara, menewaskan dan melukai puluhan pasukan keamanan Afghanistan, kata seorang pejabat polisi.
Pasukan pemerintah melancarkan operasi untuk merebut kembali distrik strategis Nerkh di provinsi Wardak yang terletak kurang dari satu jam perjalanan dari ibu kota Kabul, kata seorang pejabat kementerian pertahanan.
"Dalam 24 jam terakhir, sayangnya ada 157 korban di antara pasukan," kata seorang pejabat senior yang tidak mau disebutkan namanya.
Pembicaraan politik antara pemerintah dan Taliban sebagian besar terhenti ketika Washington menarik pasukannya keluar 20 tahun setelah pemboman AS memaksa Taliban dari kekuasaan.
Kedua belah pihak menuduh pihak lain memprovokasi dan gagal menghentikan serangan terhadap warga sipil.
Sumber: Reuters
Baca juga: Sedikitnya 11 tewas akibat ledakan ranjau darat di utara Afghanistan
Baca juga: Dua ledakan bom angkutan umum di Afghanistan tewaskan 12 warga
Baca juga: Mortir hantam upacara pernikahan di Afghanistan, enam orang tewas
Penerjemah: Mulyo Sunyoto
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2021