Palu (ANTARA News) - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Kota Palu, Sulawesi Tengah, mengemukakan wilayahnya rata-rata diguncang gempa bumi tektonik sebanyak 600 kali dalam satu bulan.
"Kekuatan gempa bumi tersebut bervariasi dari 3,0 SR hingga 6,0 SR," kata Kepala BMKG Palu Mudjianto di Palu, Rabu.
Dia mengatakan, gempa bumi yang berkekuatan lebih dari 4 skala richter dapat dirasakan warga sedangkan gempa berukuran di bawah 4 biasanya tidak dirasakan.
"Warga mungkin merasakan gempa kecil tapi sangat pelan," kata Mudjianto.
Banyaknya gempa bumi di Kota Palu disebabkan wilayah ini dilewati sesar atau lempeng Palu Koro yang merupakan salah satu sesar teraktif di dunia.
Sesar Palu Koro sendiri membentang di Selat Makassar dan menempel di sisi pulau Sulawesi dengan panjang sekitar 1.000 kilometer.
Meski dilewati sesar yang aktif, kata Mudjianto, waktu dan tempat terjadinya gempa bumi tidak bisa diprediksi.
Namun pergerakan lempeng di perut bumi terkadang memiliki kaitan dan bisa saling memicu antara lempeng satu dan lempeng lainnya.
"Jadi warga diharap waspada jika terjadi gempa di daerah lain yang mungkin bisa memicu gempa di wilayah Palu," katanya.
Pengamat Geofisika Universitas Tadulako Palu Abdullah MT mengatakan usia bumi yang makin tua, sekitar 4,5 miliar tahun, juga menyebabkan bumi semakin rentan terhadap gempa bumi, dan berbagai bencana alam lainnya.
"Jika terjadi gempa bumi kita tidak boleh panik, selanjutnya mencari tempat aman dan terbuka agar tertimpa reruntuhan," katanya.
Gempa terakhir di Kota Palu sendiri terjadi pada Rabu dini hari pada pukul 01.22 Wita dengan kekuatan 4,7 SR.
(R026/S026)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010