Jakarta (ANTARA) - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada awal pekan ditutup menguat di tengah beragamnya pergerakan mata uang kawasan Asia.
Rupiah ditutup menguat 30 poin atau 0,21 persen ke posisi Rp14.265 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.295 per dolar AS.
Analis Pilarmas Investindo Sekuritas Okie Ardhiastama di Jakarta, Senin, mengatakan, rupiah menunjukkan adanya penguatan setelah tekanan dari penguatan dolar AS dalam satu pekan terakhir.
Ia melihat rupiah berpotensi menuju Rp14.198 per dolar AS di mana tren penguatan yang terbentuk sejak pertengahan April masih berpotensi dapat berlanjut.
"Aksi beli dari investor asing yang terjadi pada pasar saham dan obligasi serta komitmen dari Bank Indonesia untuk menjaga stabilitas nilai tukar, menjadi katalis utama saat ini dalam penguatan tersebut," ujar Okie.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang ditutup menguat hari ini diiringi oleh aksi beli saham oleh investor asing yang ditunjukkan dengan jumlah beli bersih asing atau "net foreign buy" sebesar Rp124,1 miliar.
Indeks dolar yang mengukur kekuatan dolar terhadap mata uang utama lainnya saat ini berada di level 90,166, naik dibandingkan posisi penutupan sebelumnya yaitu di posisi 90,136.
Sedangkan imbal hasil obligasi AS tenor 10 tahun saat ini berada di level 1,579 persen, naik dibandingkan posisi penutupan sebelumnya 1,56 persen.
Rupiah pada pagi hari dibuka menguat ke posisi Rp14.270 per dolar AS. Sepanjang hari rupiah bergerak di kisaran Rp14.265 per dolar AS hingga Rp14.278 per dolar AS.
Sementara itu, kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada Senin menguat menjadi Rp14.271 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.316 per dolar AS.
Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2021