Jakarta (ANTARA) - Riset guru besar Universitas Airlangga (Unair) Prof. Dr. Djoko Agus Purwanto, Apt., M.Si., menemukan fakta bahwa teh memiliki sifat antioksidan dari senyawa epigalokatekin galat (EGCG) yang baik untuk kesehatan dan kandungan terbaik ada pada teh hijau.

“Kami membuktikan melalui serangkaian penelitian. Dari riset itu, kami memilih berbagai jenis dan merek teh untuk diuji efektivitasnya,” kata Djoko.

Dari berbagai jenis teh seperti teh hitam, hijau, dan oolong, Djoko menemukan bahwa teh hijau memiliki kandungan terbaik. Artinya, menurut guru besar ilmu kimia farmasi itu, kandungan epigalokatekin galat dari teh hijau paling tinggi.

Bahkan, kandungan epigalokatekin galat teh hijau terbukti memiliki sifat antioksidan seratus kali lipat jika dibandingkan dengan antioksidan yang dimiliki vitamin C dan 25 kali lipat dari vitamin E.

Baca juga: Teh hijau juga bisa tingkatkan kerja otak

Djoko menjelaskan, melalui mekanisme antioksidan itu, prinsip penyembuhan penyakit misalnya kanker melalui teh hijau tidak langsung berjalan, tapi ada peningkatan sistem imun dalam tubuh.

”Dengan sistem ini, perlahan sel kanker dalam tubuh hancur,” kata pria yang berpengalaman menggunakan teh hijau untuk mengatasi kanker sang istri, Andriani Primardiana.

Mantan Ketua LP3 dan Direktur Sumber Daya Unair tersebut menuturkan, untuk meningkatkan kandungan epigalokatekin galat dalam teh racikannya, dirinya menggunakan mekanisme ekstraksi.

Yakni, pemisahan zat untuk mendapatkan zat yang diinginkan. Selain mendapatkan bahan yang diinginkan, kandungan murni bahan dapat diperoleh secara efisien.

Jika dibandingkan dengan pengolahan teh pada umumnya, khasiat teh juga akan lebih tinggi melalui proses ekstraksi.

”Teh yang ada di pasaran hanya mengandung sedikit khasiat karena pembuatannya tak selektif,” tutur pria yang pernah melakukan penelitian tentang teh hijau di Kobe Women’s University, Jepang, tersebut.

Ia mencontohkan produk teh hijau dari MediTea. Karena melalui proses ekstraksi, dalam takaran 2 gram, khasiatnya sebanding dengan sepuluh gelas teh. ”Perbandingannya bisa seperti satu sendok dengan satu botol penuh teh kering,” terangnya.

MediTea berasal dari teh (Camellia Sinensis) tanpa campuran senyawa aktif lain dan diekstraksi sehingga memiliki kandungan (-)-epigalokatekingalat (EGCG) yang tinggi. EGCG ini dalam berbagai penelitian telah terbukti ampuh bagi penyembuhan dan pencegahan kanker.

Teh hijau dapat digunakan untuk mengobati kanker pada berbagai stadium, bahkan dalam keadaan metastasis (menjalar ke organ lain). Jenis kanker yang dapat diobati maupun dicegah antara lain, kanker payudara, kanker serviks, kanker usus, kanker paru-paru, dan berbagai jenis kanker lainnya.

Tak hanya itu, mengingat kandungannya, teh hijau juga dipercaya dapat mencegah TBC maupun AIDS dan bersifat antioksidan serta antiradikal bebas untuk mencegah timbulnya penyakit degeneratif seperti diabetes melitus, hipertensi, kolesterol, asam urat.

Baca juga: Jenis teh yang cocok untuk masalah kesehatan

Baca juga: Manfaat matcha bagi kecantikan kulit

Baca juga: Lawan kanker dengan bantuan teh hijau

Pewarta: Hanni Sofia
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2021