Yogyakarta (ANTARA News) - Faktor infrastruktur khususnya jalan masih menjadi masalah mendasar pada arus mudik dan balik Lebaran 2010, sehingga mengganggu kelancaran arus lalu lintas, kata pengamat transportasi dari Universitas Gadjah Mada Yogyakarta Heru Sutomo.

"Masalah itu masih terjadi karena proses pengerjaan, perbaikan, dan pelebaran jalan dilaksanakan tanpa perencanaan yang matang dan terkesan mendadak. Hal itu juga tidak bisa lepas dari `molornya` proses pencairan anggaran APBN," katanya, di Yogyakarta, Selasa.

Menurut dosen Jurusan Magister Sistem dan Teknik Transportasi (MSTT) Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada (UGM), penganggaran selalu terlambat, misalnya disahkan Januari tetapi cairnya Mei, kemudian proyek baru dikerjakan, sehingga tidak akan efektif. Oleh karena itu, hal itu harus diubah agar dana bisa cair secepatnya.

Penganggaran yang selalu terlambat setiap tahun itu menyebabkan proyek perbaikan infrastruktur terutama jalan juga terlambat. Hal itu terlihat ketika sudah hampir Lebaran, pengerjaannya belum juga selesai.

"Hal itu yang menyebabkan masih saja terjadi kemacetan bahkan kecelakaan lalu lintas. Kondisi itu menandakan memang belum ada perubahan yang berarti pada infrastruktur khususnya jalan," katanya.

Ia mengatakan, moda transportasi yang memungkinkan untuk dikembangkan sebagai transportasi mudik yang murah, aman, dan nyaman adalah kereta api, pesawat terbang, dan bus.

Kereta api saat ini sebagian besar jalur yang dimiliki sudah jalur ganda seperti tujuan Solo-Yogyakarta, Yogyakarta-Kutoarjo, Kutoarjo-Kroya, dan Kroya-Cirebon. Namun, jumlah gerbong belum bisa ditambah lebih banyak.

"Jalur sudah bagus, hanya gerbongnya yang harus ditambah, sehingga masuknya pihak swasta diperlukan untuk pengembangan jumlah gerbong kereta api," katanya.

Menurut dia, untuk penerbangan juga cukup mudah penanganannya. Misalnya, untuk menambah jumlah pesawat bisa mudah dilakukan dengan sistem sewa maskapai asing seperti dari Jepang atau Eropa.

"Pengadaan pesawat relatif lebih mudah jika dibandingkan dengan moda transportasi laut. Untuk pesawat bisa sewa atau sewa beli seperti dilakukan beberapa maskapai swasta kita, dan hal itu relatif lebih mudah jika dibandingkan dengan pengadaan kapal," katanya. (B015/K004)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010