Banda Aceh (ANTARA News) - Transportasi udara dari dan ke Kabupaten Simeulu Provinsi Aceh, sekarang lumpuh menyusul tidak beroperasinya pesawat komersil Susi Air sebagai dampak meletusnya gunung Sinabung, Sumatera Utara.
"Hampir dua pekan perusahaan penerbangan Susi Air tidak mengoperasikan armadanya, khusus antara Medan (Sumatera Utara) ke Pulau Simeulue serta Kota Banda Aceh akibat letusan gunung Sinabung itu," kata anggota Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Simeulue, Rahmad, Selasa.
Saat dihubungi, Sekretaris Komisi C DPRK Simeulue itu menyebutkan bahwa pihak perusahaan penerbangan tidak mau mengambil risiko, karena semburan debu letusan gunung Sinabung lebih tinggi dari ketinggian pesawat saat terbang.
Saya mendapat informasi semburan debu vulkanik mencapai 1.000 kaki, sementara pesawat Susi Air hanya terbang 8.000 kaki, kata anggota DPRK Simuelue itu. Susi Air merupakan pesawat berbadan kecil dengan jumlah penumpangnya 12 orang.
"Banyak dampak tidak beroperasinya pesawat Susi Air dari dan ke Simeulue, termasuk bagi kelancaran berbagai urusan terkait kemasyarakatan dan pemerintahan di daerah kami," kata dia.
Sektor swasta, Rahmad menyebutkan para rekanan juga kesulitan mengurus berbagai administrasi atau surat menyurat, misalnya ke Banda Aceh karena dibutuhkan waktu yang panjang jika melalui transportasi laut.
Oleh karena itu, ia menyebutkan satu-satunya transportasi dari dan ke Simeulue saat ini melalui laut dengan kapal feri dari Labuhan Haji (Aceh Selatan) dan Aceh Singkil, dengan waktu tempuh berkisar 12 hingga 14 jam.
Sementara itu GM NAD Air Surya Darma menyatakan tidak hanya ke Simeulue, pesawat Susi Air juga tidak beroperasi untuk beberapa kabupaten dan kota lainnya di Aceh selama beberapa pekan terakhir.
Untuk penerbangan Medan-Kutacane (Aceh Tenggara) dan Aceh Barat juga tidak beroperasi selama sepekan terakhir pascameletusnya gunung Sinabung di Tanah Karo tersebut
"Bahkan ada beberapa rute baru di Aceh yang sudah kami rencanakan untuk dilayani pesawat Susi Air, tapi itu semua terpaksa kami tunda sampai situasi memungkinkan," kata dia.
(A042/S026)
Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010