Kami sangat gembira karena lolos Olimpiade ini tidak mudah

Jakarta (ANTARA) - Komite Olimpiade Indonesia (KOI) mengaku bersyukur karena Indonesia menambah atletnya pada Olimpiade 2020 Tokyo yang akan digelar pada 23 Juli-8 Agustus mendatang.

Pengurus Besar Pesatuan Selancar Ombak Indonesia (PB PSOI) meloloskan satu atletnya menuju Olimpiade 2020 Tokyo, yakni Rio Waida yang akan tampil pada nomor shortboard putra.

Kepastian itu diumumkan Asosiasi Selancar Internasional (ISA) melalui laman resminya, Minggu. Rio berhak mendapat tiket Olimpiade setelah dua peselancar Jepang, yakni Shun Murakami dan Hiroto Ohhara harus berebut satu slot tersisa pada hari terakhir Surf City El Salvador ISA World Surfing Games 2021, 29 Mei- 6 Juni.

Baca juga: Surfing Indonesia raih tiket ke Olimpiade Tokyo

“Alhamdulillah Indonesia menambah lagi perwakilan atlet yang akan tampil di Olimpiade Tokyo dari cabang olahraga surfing. Rio lolos kualifikasi karena penampilannya di World Surfing Games 2019, tetapi penampilan Rio di El Savador pun sangat baik karena dia masuk perempat final. Ini artinya membuktikan peselancar Indonesia juga mampu bersaing di kelas dunia,” kata Sekretaris Jenderal KOI Ferry J Kono dalam keterangan tertulisnya.

Berdasarkan aturan kualifikasi Olimpiade, satu negara hanya boleh diwakili dua peselancar. Jepang sudah memiliki satu wakilnya, yakni Kanoa Igarashi yang lolos seusai masuk top ten Liga Surfing Dunia (WSL) 2019.

Dengan demikian, tiket milik Jepang yang sempat diamankan Murakami di World Surfing Games 2019 dialokasikan untuk Rio. Saat itu, Murakami mendapat jatah tiket kontinental zona Asia setelah menempati ranking empat di final. Sementara, Rio di posisi sembilan tetapi menjadi peselancar terbaik kedua dari Asia.

Ferry mengatakan keberhasilan tersebut tak terlepas dari kerja keras PSOI. Bukan sekadar dari pembinaan yang telah dilakukan PSOI, melainkan juga perjuangan mereka untuk mengirimkan atlet pada kualifikasi surfing terakhir di El Salvador.

Baca juga: Surfing berburu tiket Olimpiade Tokyo ke El Salvador

“Kami sangat mengapresiasi proses PSOI yang sudah berusaha keras membawa atlet-atlet Indonesia tampil di sana. Bukan cuma karena pandemi COVID-19, tetapi juga proses keimigrasian.”

“Kita tidak memiliki KBRI di sana sehingga sekretariat KOI beberapa kali mengirim surat ke pihak luar negeri dan Pak Sesmenpora (Gatot S Dewa Broto) juga membantu dengan berkomunikasi dengan KBRI Kolombia agar peselancar kita bisa masuk El Salvador,” ujar Ferry.

Hal senada juga diungkapkan Ketua Umum PSOI Arya Sena Subyakto. Dia mengatakan syarat kualifikasi yang ditetapkan ISA tidak mudah, yakni hanya 20 peselancar terbaik di dunia yang diperbolehkan tampil pada debut surfing di Olimpiade, di mana 10 tiket diberikan khusus kepada peselancar yang masuk top ten ranking WSL dan sisanya diperebutkan melalui kualifikasi.

“Kami sangat gembira karena lolos Olimpiade ini tidak mudah. Perjuangan peselancar Indonesia di El Savador juga luar biasa, misalnya I Ketut Agus Aditya Putra yang mampu masuk semifinal tetapi belum berhasil di repechange 11,” kata Arya.

Baca juga: KOI usulkan Rp32 miliar untuk kontingen Indonesia di Olimpiade Tokyo

“Kami mendapat pelajaran berharga dari sini dan setelah pulang ke Indonesia kami akan menyiapkan diri lagi. Terutama, memperkuat mental Rio untuk tampil di Olimpiade karena secara skill pertandingan dia sudah siap,” tambah dia.

Surfing akan mempertandingkan dua nomor di Olimpiade Tokyo nanti, yakni shortboard putra dan putri. Perlombaan akan digelar di Pantai Shidashita yang berjarak 64 km dari Tokyo.

Lolosnya Rio sekaligus menambah wakil Indonesia yang akan turun di Olimpiade Tokyo. Beberapa atlet Indonesia lainnya yang sudah siap berangkat adalah Lalu Muhammad Zohri dari atletik, Riau Ega Agatha dan Diananda Chairunisa dari panahan, Vidya Rafika Rahmatan Thayiba dari cabang olahraga menembak, dan Mutiara/Melani dari dayung.

Sementara itu, sisanya merupakan wakil dari cabang bulu tangkis dan angkat besi.

Baca juga: KOI: atletik berpeluang dapat jatah satu wildcard Olimpiade Tokyo

Pewarta: Shofi Ayudiana
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2021