Tokyo (ANTARA News) - Pengamat politik Jepang memperkirakan, partai oposisi Jepang, Democratic Party of Japan (DPJ) akan menang mutlak mengalahkan partai Liberal Democratic Party (LDP), yang kini berkuasa, jika pemilihan umum jadi digelar April mendatang ataupun sepanjang tahun 2009.
Hal itu terungkap dalam dialog sekitar 50 wartawan di Tokyo dengan pakar politik Jepang Profesor Jun Iio di Foreign Press Center of Japan, Tokyo, Rabu.
"Dukungan terhadap DPJ terus menguat dengan perkiraan kemenangan mencapai 60 persen. Sedangkan LDP hanya 30 persen, menyusul citranya yang terus memburuk," kata pakar politik dari National Graduate Institute for Policy Studies (GRIPS), lembaga yang memiliki kedekatan dengan pemerintah Jepang.
Ia mengatakan, kemenangan tersebut mengantarkan Ketua Umum DPJ Ichiro Ozawa menjadi PM Jepang menggantikan Taro Aso, serta merombak kabinet yang bertahun-tahun dikuasasi kubu LDP.
Dalam pandangan pakar politik Universitas Tokyo itu, saat ini berkembang luas pemikiran di kubu LDP bahwa partainya sulit untuk mencapai kemenangan, apalagi untuk mempertahankan kekuasaannya di parlemen dan kabinet.
"Dalam situasi sekarang ini posisi DPJ semakin populer dan memiliki kekuatan yang kini justru menyurut di LDP, yaitu rasa persatuan partai yang kokoh," katanya.
Ketidakpuasan di tubuh partai yang berdiri sejak 1955, semakin tampak dengan keluarnya Watanabe, tokoh muda berpengaruh di LDP. Politisi muda LDP memang tidak puas dengan kebijakan para seniornya.
DPJ saat ini terus mendesak dilakukannya pemilu dipercepat untuk segera merombak pemerintahan, sementara LDP justru mengulur-ulur waktu guna memberinya kesempatan meraih kembali dukungan publik.
Pemilu Jepang (pemilihan di tingkat majelis rendah) dijadwalkan berlangsung April 2009, namun LDP yang dipimpin Taro Aso menginginkan September 2009. Sebelumnya LDP sudah beberapa kali menunda pemilu yang justru membuat dukungannya terus merosot dan kini dibawah 30 persen.
Persoalan Besar
Namun demikia, Jun Iio mengemukakan ada persoalan besar jika oposisi yang memegang kendali pemerintahan, yakni belum memiliki pengalaman dalam menjalankan roda pemerintahan yang selama puluhan tahun dikuasai oleh LDP.
?Ozawa bisa saja menjadi Perdana Menteri Jepang, namun pemerintahnnya hanya berlangsung singkat, sepuluh bulan saja. Setelah itu terjadi instabilitas lagi," katanya.
Kader-kader partai yang hebat dari oposisi sangat terbatas jika dibandingkan dengan LPD. Hubungan kerjasama dengan mesin birokrasi juga lemah, sehingga kemampuan mengelola pemerintahan masih diragukan.
"Walaupun oposisi sudah memiliki `road map` untuk menjalankan pemerintahan namun belum tentu semudah itu untuk melaksanakannya, terlebih dalam situasi krisis seperti sekarang," katanya.
Namun demikian, DPJ juga tidak pernah mengalami tekanan lobi dari kekuatan lainnya yang bisa mempengaruhi pelaksanaan suatu kebijakan.
"Terlepas dari menang atau kalah, DPJ memiliki kekuatan persatuan yang kuat di antara anggotanya," kata Jun Iio.
Parlemen Jepang terbagi dua, yaitu majelis tinggi dan majelis rendah. Majelis tinggi dikuasai oposisi, sedangkan majelis rendah didominasi LDP. Kewenangan untuk menetapkan perdana menteri Jepang ada pada majelis rendah.(*)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009