Semarang (ANTARA News) - Jemaat Ahmadiyah di Semarang, Jawa Tengah, mengaku tidak kaget dengan rencana pemerintah yang akan membubarkan organisasi mereka setelah Lebaran tahun ini.

"Bagi kami bahkan mungkin untuk semua Jemaat Ahmadiyah se-Indonesia mendengar rencana pembubaran Ahmadiyah bukan hal yang baru. Kami tidak kaget lagi," kata Kepala Jemaat Ahmadiyah Cabang Semarang, Agus Supriyanto, Senin.

Supriyanto mengatakan, sejak tahun 2005 pasca-insiden Parung sebenarnya permasalahan Ahmadiyah telah selesai dengan surat keputusan bersama (SKB) tiga menteri, akan tetapi setelah itu masih ada saja yang menyinggungnya hingga wacana pembubaran.

Ia mengatakan sebenarnya dirinya menyayangkan pernyataan Menteri Agama Suryadharma Ali sebagai wakil pemerintah yang mengeluarkan pernyataan yang dapat menimbulkan pro-kontra di masyarakat.

"Seharusnya sebagai menteri bagian dari pemerintah dapat mengeluarkan pernyataan yang kondusif," katanya.

Ditanya soal tindak lanjut mengenai wacana pembubaran Ahmadiyah pascalebaran, Supriyanto mengatakan bahwa Ahmadiyah sudah merupakan badan hukum, sehingga proses yang ditempuh dengan jalur hukum pula.

"Ya kita akan berjuang dan berdoa dengan menyerahkan semuanya kepada Allah. Jika kemungkinan terburuknya Ahmadiyah dibubarkan, maka secara organisasi dapat dibubarkan, akan tetapi tentu yang namanya keyakinan bagaimana bisa membubarkannya," katanya.

Khusus Jemaat Ahmadiyah Cabang Semarang memiliki penganut lebih dari 200 orang. Sementara di Jateng terdapat 13 cabang, di antaranya di Kabupaten Brebes, Kabupaten Batang, Kabupaten Kendal, Kota Semarang, Kabupaten Semarang, Kabupaten Kudus, Kabupaten Pati, Kota Salatiga, dua cabang di Kota Purwodadi, dan dua cabang di Kabupaten Semarang.

"Di Jateng, Ahmadiyah tidak pernah ada masalah. Bahkan ini tadi dari Kepolisian datang ke sini menanyakan soal kapan kita merayakan hari raya dan kita sampaikan kita taat kepada pemerintah," katanya.

Ia menegaskan bahwa sebenarnya dari Ahmadiyah selama ini selalu taat kepada pemerintah. Begitu juga dengan lingkungan sekitar selalu terbina hubungan dengan baik.

"Pada bulan Ramadhan tahun ini dan seperti tahun-tahun sebelumnya, kita selalu mengadakan buka bersama gratis. Mereka yang buka bersama dari anggota sangat sedikit, sementara yang lain adalah tukang becak dan masyarakat umum lainnya," katanya.

(ANT/S026)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010