Kami mendukung terciptanya lingkungan yang bersih dan penggunaan energi yang efisien demi masa depan bangsa.

Jakarta (ANTARA) - SKK Migas menyambut baik kerja sama production sharing contract (PSC) antara PT Pandawa Prima Lestari dengan Investor Group of Development, Technologies,dan Construction Companies - GDTC International, yang mendeklarasikan diri sebagai investor yang mengembangkan proyek berdasar ekonomi hijau (green economy), energi terbarukan, dan pembangunan berkelanjutan sejalan dengan konvensi kerangka kerja PBB tentang perubahan iklim.

Sekretaris SKK Migas Taslim Z. Yunus mengatakan pengembangan proyek ini tidak saja akan meningkatkan produksi migas untuk tercapainya Visi 2030, namun juga wujud nyata industri hulu migas nasional dalam pemenuhan energi nasional untuk mendukung pembangunan berkelanjutan, menggerakkan ekonomi lokal dan penyerapan tenaga kerja.

"Kami mendukung terciptanya lingkungan yang bersih dan penggunaan energi yang efisien demi masa depan bangsa,”ujarnya dalam keterangan tertulis di Jakarta, Sabtu.

Baca juga: Mantan Menteri ESDM: RI butuh badan pengelola hulu migas independen

Tuntutan global yang mengedepankan energi hijau, menurut dia, tidak selayaknya menempatkan industri hulu migas Indonesia pada kegiatan yang harus dijauhi, sebab dalam melaksanakan kegiatan, industri hulu migas Indonesia mewajibkan KKKS memperhatikan pengelolaan lingkungan yang baik, mewajibkan KKKS menanam pohon pada daerah aliran sungai dan kawasan operasi, serta yang terakhir adalah mewajibkan zero flaring.

Oleh karena itu, dia mengharapkan nota kesepahaman yang ditandatangani dua perusahaan itu pada 27 Mei 2021 tersebut segera ditindaklanjuti oleh kedua belah pihak dengan suatu program pengembangan Wilayah Kerja Wain di Kalimantan Timur yang ramah lingkungan.

PT Pandawa Prima Lestari (PPL) yang merupakan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) sangat mendukung program SKK Migas untuk mencapai produksi minyak satu (1) juta BOP per hari dan gas dua belas (12) milyar SCF per hari pada 2030 sejalan dengan program kecukupan dan ketahanan energi sebagaimana tertuang dalam Peraturan Presiden Nomor 22 tahun 2017 tentang Rencana Umum Energi Nasional.

Baca juga: Realisasikan ekonomi hijau, DEN: Perlu sosialisasi dan edukasi RUU EBT

PPL menilai bahwa kerja sama senilai Rp2,25 triliun dengan Group of Development, Technologies and Construction Companies - GDTC International merupakan kesempatan untuk merealisasi dukungan ini.

GDTC International memiliki visi Green Energy melihat nilai strategis dari Blok Wain yang dikelola oleh PPL. Selain karena gas adalah bahan bakar terbersih diantara bahan bakar fosil lainnya, GDTC International juga mempertimbangkan letak lokasi Blok Wain yang berdekatan dengan rencana lokasi Ibu Kota baru Indonesia selain itu berdekatan dengan Refinery Unit 5 Balikpapan yang sedang melaksanakan Refinery Development Master Plan (RDMP).

Kedekatan lokasi tersebut dinilai meningkatkan daya saing gas produksi Blok Wain untuk memenuhi peningkatan kebutuhan energi Ibu Kota baru dan Refinery Unit 5.

Penandatanganan dilakukan oleh Diplomat Investor and the Chairman and the President of Group of Development, Technologies and Construction Companies, GDTC International Sharif Moulay Sidi Al Sultan Ahmad Bin Zuhir Bin Mohammad Bin Jaber Al Natour dan President & General Manager dari PT Pandawa Prima Lestari J.D.C Buddy Beer .

"Investasi ini akan kami gunakan untuk membiayai program pengembangan Blok Wain, Lapangan Karamba dan Mentawir agar dapat berproduksi sebesar 100 - 120 juta SCF per hari pada tahun 2023 dan diharapkan dapat menjadi kontribusi kami kepada Ketahanan Energi Nasional melalui pemenuhan kebutuhan Refinery Unit 5 akan gas bumi yang akan meningkat setelah RDMP selesai pada 2023,” tutur J.D.C Buddy Beer

Pewarta: Subagyo
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2021