Jakarta (ANTARA News) - Anggota Komisi I DPR RI Yorrys Raweyai menilai bahwa dipilihnya nama Kepala Staf TNI Angkatan Laut Laksamana Agus Suhartono sebagai calon tunggal Panglima TNI sudah tepat.
"Pilihan Presiden itu sudah tepat dengan mengajukan nama Laksamana Agus Suhartono," kata Yorrys Raweyai dari Fraksi Partai Golkar ketika ditemui di Gedung DPR RI, Jakarta, Senin.
Menurut dia, dengan menjadi Panglima TNI, maka akan semakin memperkuat maritim Indonesia yang selama ini terabaikan.
"Selama ini orientasi kita pada darat sementara maritim kita terabaikan. Dengan menjadi panglima TNI, maka orientasi tersebut diharapkan berubah dan maritim kita semakin kuat," kata Yorrys.
Secara pribadi, dirinya menilai Agus Suhartono adalah sosok yang pantas menjadi Panglima TNI walaupun dua kepala staf lainnya memiliki kemampuan yang sama.
"Bayangkan, Agus angkata `78 tapi sudah bisa meraih bintang empat dan itu prestasi yang luar biasa," katanya.
Terkait rencana uji kepatutan dan kelayakan, Fraksi Partai Golkar akan segera membahas di rapat fraksi.
"Kita akan rapat internal fraksi untuk memberikan dukungan kepada Agus," kata Yorrys.
Sementara itu, anggota Komisi I dari Fraksi Partai Demokrat Yahya Sacawirya mengatakan, siapapun yang diajukan oleh Presiden Yudhoyono soal nama calon panglima TNI, FPD mendukung dan siap mengamankan calon tersebut.
"FPD akan mendukung dan siap mengamankan Agus Suhartono untuk menjadi Panglima TNI menggantikan Jenderal Djoko Santoso," kata Yahya.
Ia menambahkan, Fraksi PD akan segera menggelar rapat internal untuk mematangkan dan mempersiapkan langkah-langkah pengamanan terhadap Agus Suhartono.
"Kita akan segera rapat internal, terutama anggota DPR dari Demokrat di Komisi I untuk mengamankan Agus," ujar Yahya.
Ia belum tahu secara pasti track record dari Agus Suhartono.
"Pilihan Presiden SBY tidak perlu diragukan lagi walaupun saya tidak tahu persis track record dari Agus Suhartono, sebab antara saya dan dia sangat jauh beda angkatan," kata Yahya.
(ANT-134/S023/S026)
Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010