Jakarta (ANTARA News) - Pengamat pasar uang, Edwin Sinaga mengatakan, Bank Indonesia (BI) kembali menetapkan suku bunga acuan (BI Rate) bertahan pada 6,5 persen, meski laju inflasi Agustus 2010 mencapai 0,76 persen lebih tinggi dibanding bulan Juli.

Bertahannya bunga BI Rate selama 14 kali berturut-turut memicu pelaku pasar khususnya asing lebih aktif bermain di pasar saham dan uang, katanya di Jakarta, Senin.

Edwin Sinaga yang juga Dirut PT Finan Corpindo Nusa mengatakan, stabilnya bunga BI Rate memberikan dampak positif sehingga kegiatan pasar saham dan uang makin bergairah.

Pasar saham diserbu pelaku pasar yang membeli saham-saham unggulan dan lapis dua sehingga Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) naik tajam melewati angka batas 3.200 poin, katanya.

Menurut Edwin Sinaga , indeks BEI masih akan bergerak naik lagi, karena sentimen pasar masih cukup besar untuk memicunya.

Bahkan Indeks diperkirakan akan dapat mendekati angka 3.300 poin, ujarnya.

Peluang indeks, lanjut dia cukup besar untuk mendekati angka 3.300 poin, karena pelaku pasar asing menjelang akhir tahun diperkirakan makin aktif bermain di pasar.

Pelaku terus melakukan investasi di pasar karena peluangnya makin besar, ucapnya.

Indeks sebelumnya sempat terpuruk hingga dibawah angka 3.100 poin, namun tidak berlangsung lama, indeks kembali menguat, karena sentimen positif dari pasar eksternal.

Pasar eksternal makin positif yang sebelumnya dinilai buram setelah data ekonomi AS menunjukkan perbaikan diluar perkiraan sebelumnya, tutunya.

Ia mengatakan, manfaat yang cukup besar dari stabilnya BI Rate membuat pelaku pasar asing makin aktif bermain di pasar.

"Kami optimis indeks BEI terus bergerak naik yang terpicu oleh data sektor perumahan AS yang membaik dan didukung pula oleh tingkat pengangguran yang juga membaik, ucapn Edwin Sinaga.

(H-CS/A011/S026)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010