Sepanjang dua jam perjalanan darat dari Kota Medan ke Kabupaten Tanah Karo, awan mendung memang sudah menggelayut. Begitu Presiden berbicara di depan mikrofon kepada para pengungsi berjumlah sekitar dua ribu orang, guyuran air tumpah ruah turun dari langit.
Presiden yang didampingi oleh Ani Yudhoyono hanya 15 menit berada di lokasi pengungsian. Kepala Negara hanya berbicara kepada pengungsi tanpa meninjau dapur umum dan bertanya-tanya kepada pengungsi.
Presiden yang begitu tiba disambut oleh lagu "Buat apa susah" dinyanyikan oleh anak-ana pengungsi itu hanya sempat masuk ke salah satu tenda pengungsi dan menyalami beberapa warga.
Hujan masih lebat ketika Presiden selesai bicara. Namun Kepala Negara tetap meninggalkan lokasi pengungsian di bawah lindungan payung.
Mobil kepresidenan sedan Mercedez-Benz yang tadinya terparkir di tepi jalan menjemput Presiden dan Ibu Ani sampai ke depan pintu gedung terbuka tempat pengungsian atau disebut jambur oleh warga setempat.
Namun anggota rombongan lain seperti menteri-menteri dan staf khusus kepresidenan harus berbasah-basahan untuk sampai ke bus mereka yang tetap terparkir di pinggir jalan.
Setelah meninggalkan Jambur Sempataka, Presiden beserta rombongan menuju rumah dinas Bupati Kabupaten Tanah Karo untuk meninjau posko utama dan media center penanggulangan bencana letusan Gunung Sinabung.
Kepada pengungsi di Jambur Sempataka, Presiden meminta mereka untuk bersabar sampai bisa kembali lagi ke rumah masing-masing.
Presiden memberi pengertian kepada para pengungsi bahwa pengungsian sementara adalah prosedur umum yang berlaku untuk segala jenis bencana alam yang terjadi di seluruh Indonesia.
"Sehari-hari tentu saja namanya tempat penampungan ada hal-hal kurang enak. Oleh karena itu saya minta bersabar dan kemudian berdoa bersama-sama agar Gunung Sinabung kembali aman dan semua kembali ke tempat masing-masing," tutur Presiden.
Sementara itu para pengungsi di Jambur Sempakata mengeluh bosan karena lebih dari sepekan tertahan di posko pengungsi tanpa kegiatan berarti.
Salah satu pengungsi, Gunawan, mengatakan ia dan tiga anaknya hanya menghabiskan waktu duduk-duduk mengobrol di pengungsian sementara belum bisa kembali bertani di desanya berjarak kurang dari enam kilometer dari puncak Gunung Sinabung.
(D013/B010)
Pewarta:
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2010