Tokyo (ANTARA News/Reuters) - Suter Racing merasa benar-benar "hancur" dengan kematian pebalap mereka berusia 19 tahun Shoya Tomizawa pada perlombaan Moto2 kejuaraan dunia sepeda motor San Marino GP, Minggu.
Tomizawa sedang melaju dengan kecepatan tinggi sebelum tegelincir di tikungan dan dihantam dari belakang oleh Alex de Angelis dan Scott Redding, yang juga terguling tetapi tidak mengalami cedera serius.
Pebalap Jepang itu tewas karena cedera di dadanya setelah dilarikan ke rumah sakit lokal.
"Shoya lebih dari sahabat bagi kami. Ia seperti anggota keluarga kami," kata CEO Suter Racing Eskil Suter dalam pernyataannya.
"Ia dicintai siapa saja di pedok dan saya amat menyesalkan k=insiden tragis ini, baik kepada keluarga mau pun tim kami," katanya.
Suter menyatakan de Angelis dan Redding tidak memiliki kesempatan untuk menghindarkan tabrakan den gan Tomizawa.
"Saya juga menyesalkan kejadian yang menimpa De Angelis dan pebalap kami Scott Redding," kata Suter, "Selain cedera di tulang punggungnya, Scott tidak mengalami cedera serius lain."
"Tetapi dari sisi mental, ia amat terguncang dan merasa hancur tetapi itu bukan kesalahannya. Ini membuktikan balapan berbahaya dan lintasan sirkuit harus lebih diamankan dari waktu ke waktu," katanya.
Balapan di kelas MotoGP pada perlombaan dunia itu dimenangi Dani Pedrosa.
"Kita menyangkan terjadi kecelakaan ini tapi inilah yang dapat terjadi," kata juara dunia Valentino Rossi, "Shoya dalam kehidupan keseharian amat menyenangkan, kecelakaan itu amat mengerikan."
Pebalap berusia 13 tahun juga tewas dalam perlombaan kecil sebelum berlangsung Indianapolis MotoGP pada lomba GP Agustus lalu.
Rossi, yang kakinya patah dalam kecelakaan sebelum perlombaan Italia Grand Pric, Juni, memimpin para pebalap untuk menghormati kematian temannya dari Jepang, Daijiro Kato.
Kato tewas dalam kecelakaan di Jepang Grand Prix pada 2003.
(A008/A023/S026)
Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010