Jakarta (ANTARA News) - Berpaling dari musik jamak (pop ringan) yang "booming" di Tanah Air adalah sebuah ketetapan hati tiga musisi muda bernama Jale (gitaris), Link (penyanyi) dan Bob (penabuh dram) yang tergabung dalam D`Brader.

"Jika ingin mengenal musik kami, buang jauh-jauh pikiran anda dari musik pop yang sarat mengisi ruang publik negeri ini," kata Link, dalam satu perbincangan dengan sejumlah wartawan di Jakarta, Minggu.

Menurut Link , D`Brader sejak awal didirikan tidak ingin larut dalam kemauan industri (perusahaan label besar) dan malahan sebaliknya bertekad mengobarkan semangat indie (independen) yang bebas berekpresi dalam bermusik.

"Siapa bilang musik indie itu terbelenggu," katanya setengah bertanya.

Link, Jale dan Bob menegaskan bahwa mereka memilih jalur indie bukan karena terpaksa lantaran karya-karyanya tak dilirik produser perusahaan rekaman label besar (major label).

Ketiga musisi muda ini optimistis musik yang mereka mainkan bisa diterima pasar dalam artian secara massal.

"Kami ingin berkarya lewat bahasa musik sendiri yang kami yakini tidak kalah dari band-band pop kebanyakan dewasa ini," kata Link.


"Musik Alternatif"

Untuk debutnya D`Brader memperkenalkan karya andalannya, "Imaji Cinta", yang juga dijadikan judul album perdana mereka.

Berisi lima lagu, album tersebut menyuguhkan permainan musik alternatif ala Link dan kawan-kawan yang bernuansa pop/rock dan banyak dipengaruhi warna supergroup band U2, Guns `N Roses dan White Lions.

Secara pribadi, gitaris Jale mengakui permainan gitarnya sarat terkontaminasi gaya band rock/pop asing semacam System of a Down, Muse, Avenged, Sevenfold, dan Incubus.

Ketika ditanyakan tentang jenis musik apa sebenarnya yang dimainkan D`Brader, Link, Jale dan Bob sama menyatakan bahwa mereka tidak ingin terjebak dalam penamaan genre.

"Yang pasti kami sendiri tak mau mengotakkan jenis musik itu pada satu luasan tertentu. Kami lebih senang berkarya ketimbang harus terjebak pada persoalan jenis musik itu sendiri,`` kata Jale.


"Jawara Pensi"

D`Brader resmi dibentuk pada 5 Februari 2010. Namun, band yang semula berawak lima orang ini sebenarnya telah berkiprah sejak 2008 bahkan merupakan salah satu jawara pensi (pentas seni).

Tampil dari panggung Musik Kampus yang satu ke lainnya telah pula mereka jalani, terakhir masuk daftar artis/band pengisi acara musik memperingati Hari AIDS se-Dunia di Taman Impian Jaya Ancol.

Pengalaman-pengalaman tampil itulah yang membuat D`Brader percaya bahwa karya-karya mereka ketika disuguhkan dalam bentuk album CD pun tetap ada peminatnya.

Bagaimana bila kelak album D`Brader masuk kategori sepi pembeli?

"Buat kami berkarya adalah bagaimana bisa menghibur orang. Kerjaan naik turun panggung tidak akan pernah kami tinggalkan," demikan jawaban diplomatis yang terlontar dari mulut Jale.

Ditanya tentang harapan ke depan, sang gitaris menyatakan D`Brader bukan pemimpi dan tidak pernah berpikir untuk bersaing dengan band-band papan atas di industri musik Tanah Air saat ini.

"Ada yang suka dengan karya-karya kami, itu sudah lebih dari cukup," kata Link di akhir perbincangan. (J007/K004)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010