Kupang (ANTARA News) - Bulan suci Ramadhan 1431 Hijriah yang segera akan berakhir kiranya menjadi daya dorong bagi seluruh umat beragama di tanah air, terutama di Nusa Tenggara Timur (NTT) untuk semakin memupuk sikap toleransi antarumat beragama.

Gubernur Nusa Tenggara Timur Frans Lebu Raya usai berbuka puasa bersama di Kupang, Minggu, malam, mengatakan, ibadah puasa hampir sebulan ini diharapkan melandasi setiap aktivitas dan menjadi daya dorong bagi untuk terus bergandengan tangan, untuk sehati sesuara membangun "NTT Baru" yang ke arah yang lebih baik dan lebih sejahtera

Menurut Gubernur Lebu Raya, puasa Ramadhan yang telah dilaksanakan dengan penuh kesungguhan dan didorong oleh iman dan taqwa serta harapan akan ampunan dan Ridho Allah Subhanahu Wata?ala ini, bukanlah sesuatu yang nir-makna, bukan pula suatu rutinitas tahunan belaka.

"Tetapi sebaliknya memiliki makna spiritual yang sangat mendalam, termasuk di dalamnya, berbagai kebajikan serta nilai-nilai hidup seperti pengendalian diri, kedisiplinan, kepekaan, kepedulian, solidaritas sosial dan lain sebagainya," katanya.

Gubernur Lebu Raya menengaskan, pemerintah provinsi dan segenap masyarakat NTT, sangat respek dan turut memberikan dukungan serta rasa hormat yang tinggi kepada umat Muslim di daerah ini selama menjalankan ibadah puasa.

Buktinya pelaksanaan sejak dari awal hingga menjelang akhir ibadah puasa suasana kehidupan aman, tertib dan damai.

Gubernur Lebu Raya berharap, segala kebajikan serta nilai-nilai spiritual yang terkandung di dalam ibadah puasa ini, dapat dihayati dengan sungguh-sungguh dan diamalkan dalam kehidupan setiap hari, baik di dalam keluarga, di tempat kerja maupun di tengah-tengah masyarakat.

"Dengan demikian dapat menjadi contoh dan teladan bagi semua orang, khususnya warga masyarakat yang ada di lingkungan kita masing-masing," katanya.

Ia mengatakan ibadah puasa merupakan ajang untuk melatih kedisiplinan diri dalam segala hal, terutama dalam mengendalikan hawa nafsu terhadap semua hal yang dapat membatalkan atau mengurangi arti dan makna spiritual ibadah puasa.

"Segala kedisiplinan dan pengendalian diri ini hendaknya terus dibina agar menjadi bagian dari sikap hidup dan kepribadian kita, baik dalam lingkungan keluarga, dalam pengaulan masyarakat dan bahkan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara," katanya.

Dia mengatakan semua pengalaman ibadah puasa yang telah dijalankan selama bulan suci ramadhan ini kiranya mampu menempah dan membentuk sikap mental dan kehidupan spiritual yang Islami, sehingga dapat menjadi pribadi-pribadi Muslim dan Muslimat yang Muttaqien.

"Artinya harus menjadi orang-orang beriman yang taat dan patuh kepada segala aturan dan kehendak Tuhan," katanya.

"Saya yakin, kondisi seperti inilah yang telah dicapai oleh umat Islam pada saat ini. Dan dengan demikian telah berhasil memperoleh kemenangan dan telah mencapai derajad Taqwa," kantanya menambahkan.

Hadir dalam buka puasa bersama itu antara lain Kakanwil Kementerian Agama NTT Frans Sega, Ketua MUI NTT Drs H Abdul Kadir Makarim, para imam Masdjid se-kota Kupang, Organisasi Keagamaan, para Asisten Sekda dan Pimpinan SKPD Provinsi.  (ANT-084/K004)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010