Indramayu (ANTARA) - Tim cagar budaya menemukan fragmen gerabah gores di situs Sambimaya Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, yang memiliki kesamaan dengan gerabah di situs Buni Bekasi,
"Fragmen gerabah gores yang kita temukan perlu ada kajian lanjutan terkait fungsinya di situs ini pada masa lalu," kata Ketua Tim Ekskavasi Arkeologi Situs Sambimaya, Indramayu Nanang Saptono di Indramayu, Jumat.
Menurutnya terkait temuan fragmen gerabah gores, pihaknya belum dapat memastikan apakah di Sambimaya ini memiliki tradisi penggunaan gerabah seperti di situs Buni atau tidak.
Baca juga: Tim cagar budaya temukan struktur bangunan situs Sambimaya Indramayu
Nanang menggambarkan, gerabah gores yang ditemukan di situs Buni memiliki fungsi penggunaan yang berbeda seperti sebagai wadah bekal kubur dan fungsi sebagai alat penunjang dalam memasak sehari hari.
Selain itu tim juga menemukan alat permainan yang terbuat dari gerabah bernama gacuk yang merupakan mainan anak tradisional dan ditemukan di kotak ekskavasi B6 S7.
"Mainan dari gerabah ini ditemukan di kedalaman 170 centimeter oleh arkeolog dan tenaga lokal yang melakukan ekskavasi," tuturnya.
Temuan ini memperkuat dugaan bahwa situs Dingkel Sambimaya, yang tengah dilakukan ekskavasi ini merupakan kawasan permukiman.
Nanang menjelaskan temuan gacuk ini sangat penting untuk dapat mengungkap keberadaan situs Dingkel Sambimaya pada masa lalu. Gacuk yang ditemukan di Indramayu ini memiliki fungsi sakral dan profan.
"Temuan tersebut ditemukan di areal pemukiman, sama halnya dengan temuan gacuk di situs permukiman di daerah Trowulan, Batujaya, dan situs permukiman lainnya di Indonesia," katanya.
Sementara, progres ekskavasi di situs Dingkel Sambimaya ini tim arkeologi sudah menggali tiga kotak ekskavasi. Masing-masing kotak, tim berhasil menemukan dinding struktur bangunan, sudut struktur bangunan, dan fragmen gerabah lokal dalam jumlah yang banyak.*
Baca juga: Ditemukan peralatan dari tulang dan batu di Situs Gua Pangeran
Baca juga: Arkeolog temukan jejak kehidupan manusia prasejarah di Tambrauw
Pewarta: Khaerul Izan
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2021