Makassar (ANTARA) - Deputi I Kantor Staf Presiden (KSP) bidang Infrastruktur, Energi dan Investasi, Febry Calvin Tetelepta mengatakan, Pelindo IV memiliki prospek yang luar biasa untuk mencapai target layanan 1 juta TEUs peti kemas pada 2023.
"Kita tahu persis bahwa prospek itu akan kita sambut pada 2023 nanti, ketika 1 juta TEUs peti kemas dilayani oleh Pelindo IV dan Makassar New Port (MNP) sebagai pelabuhan yang strategis di Indonesia Timur,” kata Febry di sela kunjungannya di Makassar, Jumat, untuk rapat dengan pihak Pelindo IV dan para pihak terkait di Makassar.
Menurut dia, posisi Sulsel atau Makassar, menjadi hub yang strategis bagi semua komoditas regional Indonesia Timur untuk keluar baik itu ke Indonesia Barat atau ke mancanegara.
Oleh sebab itu, lanjut dia, MNP memiliki nilai yang sangat strategis. Investasi yang dibuat oleh Pelindo IV di Sulsel ini merupakan sesuatu yang luar biasa sumbangannya bagi bangsa dan negara.
Dia mengatakan, Pelindo IV dialiri oleh dua alur kepulauan laut Indonesia yang strategis, yaitu ALKI II dan ALKI III yang masuk dalam wilayah BUMN operator kepelabuhanan ini.
Hal itu membuat arus barang yang akan dilayani oleh Pelindo IV atau di Pelabuhan Makassar, baik ke Pasifik maupun ke Asia yang lain, merupakan sebuah peluang bisnis yang luar biasa.
Baca juga: Pemkot Makassar-PT Pelindo IV bahas proyek jalan Tol MNP
“Dan 1 juta TEUs peti kemas nanti itu tidak bisa dilayani hanya dengan sebuah infrastruktur yang biasa-biasa saja. Harus dilayani dengan sesuatu yang high tech, dengan infrastruktur yang bisa membuat konektivitas ini bisa berjalan dengan baik. Konektivitas yang dimaksud adalah bukan hanya di laut, tetapi juga di darat," paparnya.
Berkaitan dengan hal tersebut, pihaknya mempersiapkan jalan tol yang terkoneksi dengan MNP, juga mendorong untuk jalur kereta api yang terkoneksi dengan MNP, sehingga dorongan barang dari dan ke MNP ini bisa berjalan dengan baik.
Dia juga mengungkapkan, ketika MNP menjadi pelabuhan hub Indonesia Timur, maka MNP menjadi pusat industri kargo yang besar di Indonesia Timur. Oleh sebab itu dia berharap, agar MNP tidak hanya sekadar bermanfaat bagi masyarakat di Sulawesi Selatan, tetapi juga menjadi alat penyokong ekonomi secara regional.
“Kita lihat Maluku yang menjadi lumbung ikan nasional. Di sana ada 3 Wilayah Pengelolaan Perikanan (WPP) dan ada kurang lebih 5 provinsi, yakni Maluku Utara, Maluku, Papua, Papua Barat maupun Sulawesi Utara dan Gorontalo. Ini akan menjadikan MNP sebagai pelabuhan yang strategis," ujarnya.
Dia menyebutkan, MNP tidak hanya sekadar melayani kebutuhan dan sirkulasi barang di Sulsel dan sekitarnya tetapi sekaligus wilayah regional Indonesia Timur.
Baca juga: Pelindo IV pindahkan operasional Terminal Petikemas ke MNP
Pewarta: Suriani Mappong
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2021