Rencana tersebut disampaikan Zainudin menanggapi kontroversi yang mencuat setelah Nagita didapuk sebagai ikon mempromosikan PON XX Papua.
“Memang reaksi yang muncul mengatakan bahwa ada putra dan putri Papua, seharusnya itu yang dimunculkan. Saya kira ini aspirasi dari masyarakat,” tutur Zainudin dalam jumpa pers virtual di Jakarta, Jumat.
“Saya akan komunikasi dengan PB PON supaya mempertimbangkan lagi daripada ini menjadi kontroversi berkepanjangan,” sambung dia.
Zainudin memahami alasan PB PON menunjuk Nagita sebagai ikon yang mempromosikan event ini.
Dia menilai dengan menunjuk seorang publik figur seperti Nagita maka sosialisasi PON Papua bisa semakin masif.
Baca juga: Menpora luruskan soal penunjukan Nagita Slavina sebagai ikon PON Papua
Menurut dia keputusan penunjukan duta dan ikon PON Papua memang sepenuhnya hak PB PON, namun jika sudah menyangkut area publik sampai menuai kontroversi, maka Zainudin merasa perlu turun tangan.
Meskipun demikian Kemenpora hanya akan memberi masukan karena keputusan final tetap berada di tangan PB PON selaku penyelenggara.
“Memang di dalam pembagian tugas, ini menjadi kewenangan PB PON, tetapi jika sudah menyangkut area publik dan akhirnya jadi kontroversi, kami, pemerintah pusat tentu akan berkomunikasi, bukan menganulir (keputusan). Mereka yang akan memutuskan sendiri,” kata Zainudin.
“Kami akan memberikan masukan saja,” tutup dia.
Raffi Ahmad dan Nagita Slavina ditunjuk oleh PB PON sebagai ikon PON Papua untuk menyosialisasikan gelaran ini kepada masyarakat.
Namun langkah ini menuai protes keras dari publik karena dinilai tidak merepresentasikan perempuan Papua.
PB PON padahal sebelumnya juga telah mendapuk pesepak bola Persipura Jayapura Boaz Solossa sebagai Duta PON XX Papua.
Baca juga: KONI Pusat: masalah penolakan tuan rumah PON Papua telah selesai
Pewarta: Shofi Ayudiana
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2021