Jakarta (ANTARA) - Grup C mungkin bisa disebut grup ringan. Belanda yang kembali masuk kancah turnamen besar setelah absen pada putaran final Piala Eropa 2016 dan Piala Dunia 2018 menjadi kekuatan paling dominan dalam grup ini dan diprediksi luas bakal melangkah mulus ke babak selanjutnya dengan menyandang predikat juara grup.

Seharusnya Belanda tidak menemui kesulitan melakukan hal itu karena Austria yang disiplin bertahan dan Ukraina yang diisi tim muda nan ambisius tidak memiliki catatan terlalu bagus dalam mengarungi Piala Eropa sebelum ini.

Akan halnya Makedonia Utara baru kali mengikuti putaran final Piala Eropa atau 20 tahun setelah pecah untuk merdeka dari Yugoslavia dan baru mengubah nama menjadi Makedonia Utara pada Juni 2018 setelah nama Republik Makedonia disengketakan oleh Yunani yang juga memiliki provinsi bernama Makedonia.

Baca juga: Depay selamatkan Belanda dari kekalahan lawan Skotlandia

Tetapi bola itu bundar sehingga prediksi dan catatan-catatan sebelumnya tim peserta bisa saja dikesampingkan. Khususnya Ukraina yang masuk grup ini dengan menyandang status juara Grup B kualifikasi Euro 2020 bukan lawan yang bisa dianggap enteng, setidaknya mereka tak terkalahkan selama fase kualifikasi dan berada di atas juara bertahan Portugal.

UKRAINA
Manajer: Andriy Shevchenko
Pemain kunci: Roman Yaremchuk
Peringkat FIFA: 24
Perjalanan ke putaran final Euro 2020:
- Seri 0-0 dan menang 2-1 melawan Portugal
- Menang 3-0 dan 2-0 melawan Lithuania
- Menang 2-1 dan 1-0 melawan Luksemburg
- Menang 5-0 dan seri 2-2 melawan Serbia

Melenggang ke putaran final Euro 2020 sebagai juara grup babak kualifikasi di atas Portugal dan Serbia, Ukraina masuk Piala Eropa untuk membuktikan mereka bisa mencapai babak knockout turnamen ini. Mereka tersisih dari fase grup Euro 2012 dan 2016 karena menelan lima kekalahan dari total enam pertandingan dalam dua edisi putaran final Piala Eropa yang sebelumnya mereka ikuti itu.

Tetapi kini manajer Andriy Shevchenko boleh berbangga bahwa tim muda nan ambisiusnya memiliki peluang bagus sekali untuk pertama kalinya maju ke 16 Besar turnamen sepak bola internasional terbesar di Eropa ini dan kedua terbesar di dunia ini. Tetapi tim ini harus waspada ketidakberpengalaman dalam fase gugur bisa membuat mimpi berbicara banyak bisa sirna dengan cepat.

Ekspektasi bahwa Ukraina bisa mencapai paling tidak babak 16 besar didukung oleh penampilan yang mengesankan selama babak kualifikasi. Bayangkan, mereka memuncaki grup kualifikasinya tanpa satu kali pun kalah dan itu mereka lakukan di hadapan juara bertahan Portugal. Ukraina hanya kebobolan empat gol dalam delapan pertandingan kualifikasi Euro itu.

Baca juga: Pencetak gol Ukraina ke gawang Prancis akui dinaungi keberuntungan

Seperti halnya Belanda, hasil mengesankan Ukraina ini dicapai oleh adanya skuad yang kompak dan solid yang dipoles oleh talenta-talenta serang mengerikan pada diri striker Viktor Tsyhankov yang bermain bersama Dynamo Kyiv dan Roman Yaremchuk yang menjadi striker Gent.

Skuad Ukraina sebagian besar diisi oleh pemain-pemain muda jebolan liga domestik. Usia rata-rata mereka adalah 25,7 tahun. Karena kebanyakan jebolan dalam negeri dari negara yang liga domestiknya terbilang medioker di Eropa, tak heran Ukraina menjadi skuad paling rendah keenam dari 24 peserta Euro 2020, berdasarkan nilai transfer pemain-pemainnya. Hanya 29 persen yang berasal dari klub-klub luar Ukraina. Dalam satu sisi, ini memudahkan Ukraina dalam membuat kekuatannya tak terbaca lawan-lawannya. Kualifikasi Euro 2020 yang membuat mereka juara grup adalah buktinya.

Namun hal itu juga bisa menjadi titik lemah Ukraina karena menghadapi tim-tim kuat dalam babak knockout juga membutuhkan pengalaman tampil dalam level tinggi yang belum dipunyai Ukraina. Dan ini bukan isap jempol semata. Lihat saja kiprah Ukraina dalam Nations League di mana mereka menduduki urutan buncit grup yang terdiri atas Jerman, Spanyol dan Swiss.

Meskipun demikian, menjadi juara grup dalam babak kualifikasi bisa menjadi faktor peluang bahwa tim ini bisa lolos ke 16 Besar. Lagi pula tak ada alasan hal buruk yang terjadi di masa lalu bisa terjadi lagi saat ini. Sebaliknya, mungkin ini waktunya Ukraina melangkah lebih jauh lagi di Eropa.

Juara grup masih mungkin, apalagi runner up dan peringkat ketiga terbaik. Oleh karena itu, Ukraina bisa menjadi pendamping sempurna Belanda dari grup ini.

Baca juga: Prancis awali kualifikasi Piala Dunia 2022 ditahan imbang Ukraina

BELANDA
Manajer: Frank de Boer
Pemain kunci: Frenkie de Jong
Peringkat FIFA (April 2021): 16
Perjalanan ke putaran final Euro 2020:
- Menang 4-0 dan dan 5-0 melawan Estonia
- Menang 3-1 dan seri 0-0 melawan Irlandia Utara
- Kalah 2-3 dan menang 4-2 melawan Jerman
- Menang 4-0 dan menang 2-1 melawan Belarus

Setelah gagal berpartisipasi pada putaran final Euro 2016 dan Piala Dunia 2018, Belanda akhirnya masuk kembali putaran final turnamen besar sepakbola dengan menjadi runner-up Grup C kualifikasi Euro 2020 di bawah Jerman.

Skuad Belanda memang terbilang solid mengarungi kompetisi sepak bola utama Eropa kali ini namun manajer Frank de Boer tidak diterima luas oleh penggemar sepak bola Belanda sejak menggantikan Ronald Koeman hampir setahun lalu karena menjadi pelatih Barcelona.

Koeman menjadi faktor besar dalam kebangkitan Belanda yang absen pada dua turnamen sepakbola besar dunia, masing-masing Piala Eropa 2016 dan Piala Dunia 2018. Selama dua setengah tahun menjadi manajer Belanda, dia melakukan peralihan generasi sepak bola Belanda dari era pemain-pemain hebat seperti Arjen Robben, Wesley Sneijder, dan Robin van Persie, dengan memoles pemain-pemain muda nan cemerlang seperti gelandang Barcelona Frenkie de Jong dan bek tengah Juventus Matthijs De Ligt.

Baca juga: Belanda umumkan skuad akhir EURO 2020, Steven Bergwijn tercoret

Di bawah asuhan Koeman, tim Oranye mencapai final Nations League pertamanya di mana mereka cuma kalah tipis melawan Portugal. Perjalanan mereka ke putaran final memperlihatkan mereka tim yang berjalan perlahan tapi pasti dalam mengukuhkan lagi reputasinya.

Namun sayang Virgil van Dijk yang menjadi benteng utama pertahanan mereka tak bisa turut memperkuat Oranye karena masih cedera yang dideritanya sampai nyaris satu tim tidak bisa membela Liverpool. Belanda berambisi mengulangi sukses Piala Eropa 1988 tetapi tanpa Van Dijk mereka memiliki tugas yang sangat berat mewujudkannya, sekalipun mereka masih memiliki Stefan de Vrij dan Daley Blind sebagai mitra De Ligt di jantung pertahanan.

Belanda juga tidak lagi mendapatkan ramuan manjur Koeman yang sudah setahun meninggalkan mereka karena melatih Barcelona. Pengantinya, Frank de Boer, memang bukan pemain sembarangan, namun keengganannya beralih dari gaya bermain yang dikenalkan Koeman membuat dia terlibat di bawah bayang-bayang Koeman. Hasil 2-2 melawan Skotlandia dalam laga persahabatan beberapa hari lalu melukiskan hal mengkhawatirkan dari sistem pertahanan Belanda tanpa Van Dijk sekalipun mereka mendominasi laga ini.

Tetapi kekuatan terbesar yang dimiliki Belanda saat ini mungkin adalah kekompakan dan tekad besar generasi muda pemainnya yang bernafsu melangkah sejauh mungkin dalam turnamen ini, termasuk darah muda Ajax yang masih berusia 18 tahun, gelandang berbakat Ran Gravenberch, yang bermitra baik dengan De Jong di lapangan tengah untuk menjadi kanal ke barisan serang yang dipimpin Memphis Depay. Belanda bisa dengan mudah menjuarai Grup C namun bisa disingkirkan oleh salah satu kekuatan Eropa jika ketidakfleksibelan De Boer berlanjut.

Baca juga: Van Dijk putuskan absen bela Belanda di EURO 2020

AUSTRIA
Manajer: Franco Foda
Pemain kunci: David Alaba
Peringkat FIFA: 23
Perjalanan ke putaran final Euro 2020:
- Kalah 0-1 dan seri 0-0 melawan Polandia
- Kalah 2-4 dan menang 3-1 melawan Israel
- Menang 1-0 dan 1-0 melawan Slovenia
- Menang 4-1 dan 2-1 melawan Makedonia Utara

Austria memasuki Euro 2020 dengan misi besar mencatat kemenangan pertama dalam putaran final Piala Eropa setelah dua kali seri dan empat kali kalah dalam dua keikutsertaaannya dalam Piala Eropa sebelumnya pada 2008 dan 2016.

Austria juga ingin meraih kemenangan pertamanya dalam sebuah turnamen sepak bola internasional besar setelah terakhir melakukannya pada Piala Dunia 1990 ketika menaklukkan tuan rumah Amerika Serikat 2-1.

Masalahnya, Austria yang menjadi runner-up Grup G kualifikasi Euro di bawah Polandia menghadapi masalah yang tidak dimiliki tim-tim besar, yakni kurang percaya diri. Selain itu kekurangberanian mereka dalam melancarkan serangan menjadi momok.

Baca juga: Austria pastikan promosi ke Divisi A UEFA Nations League

Tetapi statistik terakhir mereka saat melawan Inggris cukup mengagumkan yang tampil dominan dalam penguasaan bola dan menciptakan peluang sekalipun kalah karena satu gol dari Bukayo Saka.

Pelatih kepala Franco Foda dikritik keras karena pendekatan bermainnya yang konservatif dan defensif yang dianggap membatasi kemampuan talenta-talenta hebat dalam skuadnya.

Contohnya, dia memasang playmaker RB Leipzig Marcel Sabitzer jauh di belakang striker, sedangkan bek Bayern Muenchen yang musim depan memperkuat Real Madrid, David Alaba, kadang ditaruh di sayap kiri. Namun formasi ini cukup menjanjikan saat laga persahabatan melawan Inggris, tapi tak bisa mengkapitalisasi dominasi penguasaan bola.

Sebaliknya dengan pendekatan semacam itu Austria kerap tumpul dalam menuntaskan peluang-peluang, terlebih menghadapi tim-tim dengan pertahanan bagus. Meskipun begitu, ada sisi baik dari pertahanan mereka yang solid itu karena paling tidak gawang mereka sulit dijebol lawan sehingga bisa bermanfaat dalam meloloskan mereka ke babak selanjutnya. Yang pasti dari Oktober sampai November 2020, kombinasi kuat dalam pertahanan dan kemampuan dalam sesekali menciptakan peluang di depan gawang lawan, telah membuat Austria mencatat lima kemenangan dalam enam laga dan cuma kemasukan tiga gol.

Namun harap diingat formula sama tak bisa terus diterapkan seperti itu karena dalam kasus berbeda hasilnya malah lain. Contoh aktual adalah saat mereka digunduli 0-4 oleh Denmark dalam pertandingan kualifikasi Piala Dunia 2022. Salah satu penyebab kekalahan besar ini adalah ketidakmampuan mereka dalam melepaskan upaya gol tepat sasaran.

Austria memiliki ujung serangan yang tajam pada diri striker Stuttgart berusia 23 tahun, Sasa Kalajdzic. Skuad Bundesliga mereka juga seharusnya mewarisi mentalitas Jerman yang tidak saja tangguh dalam bertahan, solid di lapangan tengah, tetapi tajam di depan gawang lawan. Sayang meskipun hampir seluruh pemain Austria bermain di Liga Jerman, timnas mereka masih jauh di bawah kelas timnas Jerman. Namun posisi runner-up grup bukan mustahil mereka dapatkan atau paling tidak lolos sebagai peringkat ketiga terbaik.

Baca juga: Marko Arnautovic absen bela Austria lawan Inggris


MAKEDONIA UTARA
Manajer: Igor Angelovski
Pemain Kunci: Goran Pandev
Peringkat FIFA: 62
Perjalanan ke putaran final Euro 2020:
- Menang 3-1 dan 2-0 melawan Latvia
- Seri 1-1 dan menang 2-1 melawan Slovenia
- Kalah 0-1 dan 0-2 melawan Polandia
- Kalah 1-4 dan 1-2 melawan Austria
- Seri 1-1 dan menang 1-0 melawan Israel

Makedonia Utara pasti berbangga lolos ke putaran final turnamen internasional besar pertamanya, apalagi mereka bukan saja negara baru di Eropa tetapi juga kekuatan sepak bola yang terbilang medioker.

Tetapi jangan salah si liliput ini bisa menumbangkan Jerman di kandang Panser sendiri dalam pertandingan kualifikasi Piala Dunia 2022. Oleh karena itu Belanda, Austria dan Ukraina tidak boleh menganggap enteng tim yang dikapteni Goran Pandev yang sudah berusia 37 tahun dan saat ini menjadi salah satu tulang punggung Genoa di Serie A Italia.

Seperti umumnya tim-tim pecahan Yugoslavia yang rata-rata bagus, Makedonia Utara bisa menjadi kekuatan mengejutkan di Grup C. Sama sekali bukan mustahil jika Makedonia Utara bisa melangkah lebih jauh ke babak 16 besar.

Baca juga: Jerman tumbang 1-2 di tangan Makedonia Utara

Pandev sudah tentu menjadi pemain paling penting untuk tim debutan Euro ini setelah belakangan memutuskan lagi berbagung dengan timnas setelah sempat menyatakan pensiun dari sepak bola internasional.

Tidak cuma Pandev, Makedonia Utara juga memiliki pemain-pemain yang bisa mementahkan semua ramalan yang bisa dipasang dan diskenariokan oleh manajer Igor Angelovski guna menciptakan hasil terbaik yang bisa mengejutkan siapa pun.

Dari catatan-catatan sebelum ini, Angelovski sepertinya akan tetap memasang formula lima bek dan mencari kelemahan serta menunggu lawan lengan untuk melancarkan serangan balik untuk tidak saja menghindarkan mereka dari kekalahan tetapi juga malah bisa membuat mereka menggapai kemenangan.

Kebetulan Makedonia Utara lolos dari grup kualifikasi yang sama dengan Austria. Makedonia Utara finis urutan ketiga Grup C kualifikasi Euro di bawah Austria. Mereka lolos ke putaran final Piala Eropa 2020 melalui jatah edisi pertama Nations League sebagai salah satu tim paling menonjol dalam kompetisi yang baru didirikan itu.

Tak ada alasan menganggap remeh tim berperingkat paling rendah dalam Euro 2020 ini karena bisa terus mengejutkan seperti mereka membuat syok Jerman beberapa waktu lalu. Memang terlalu sulit masuk dua besar grup ini, namun menjadi peringkat tiga terbaik sehingga bisa lolos ke 16 Besar bukan hal yang mustahil bagi Makedonia Utara.

Baca juga: Armenia pastikan promosi ke Divisi B usai taklukkan Makedonia Utara

Jadwal pertandingan Grup C Euro 2020:

13 Juni pukul 18.00 waktu setempat (00.00 WIB) : Austria vs Makedonia Utara
13 Juni pukul 21.00 waktu setempat (14 Juni, 03.00 WIB) : Belanda vs Ukraina
17 Juni pukul 15.00 waktu setempat (21.00 WIB) : Makedonia Utara vs Ukraina
17 Juni pukul 21.00 waktu setempat (18 Juni, 03.00 WIB) : Austria vs Belanda
21 Juni pukul 18.00 waktu setempat (00.00 WIB) : Austria vs Ukraina, Belanda vs Makedonia Utara

Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2021