Meski dari pihak penyidik Polres Lotim dengan dibantu tim identifikasi Polda NTB telah melakukan tindakan olah TKP dilokasi kebakaran tersebut, terutama dalam rangka mengumpulkan barang bukti yang dibutuh untuk proses pengembangan penyelidikan.
" Untuk mengungkap penyebab kebakaran tentunya kita perlu mendatangkan ahli dari tim Latfor Mabes Polri," tegas Waka Polres Lotim, Kompol.Darsono, S.ik di kantornya, Minggu.
Ia menegaskan untuk menjaga satus quo di lokasi kebakaran di kantor UPTD Dikpora Masbagik tersebut, maka aparat langsung memasangkan police line di TKP.
Dengan maksud dan tujuan agar nantinya barang bukti yang dibutuhkan tidak hilang dan tidak berubah situasinya, dengan melarang masyarakat masuk di lokasi kebakaran tersebut, sampai semua barang bukti yang dibutuhkan diperoleh dengan jelas.
Hal ini dilakukan untuk memudahkan tim latfor mabes Polri yang didampingi tim identifikasi Polda NTB maupun Polres Lotim dalam mencari barang bukti yang lebih banyak lagi di sekitar lokasi kebarakan.
" pihak Polres Lotim telah bersurat ke Latfor tentang permintaan bantuan tersebut, untuk membantu mengungkap kasus kebarakan di kantor UPTD Masbagik," terang Waka Polres.
Ia menambahkan tim ahli latfor akan melakukan pengecekan dan pengmbilan sampel barang buktiyang masih tertinggal di lokasi kebakaran, untuk kemudian dilakukan diteliti dengan seksama dengan menggunakan alat.
Namun tidak mengetahui secara pasti berapa waktu yang dibutuhkan untuk mendapatkan hasilnya, karena tergantung dari banyak dan sedikitnya sampel yang dibutuhkan dan diambil di lokasi.
Karena kasus kebarakan UPTD ini, tentunya harus dilakukan penanganan secara khusus, agar secepatnya bisa menemukan penyebab terjadinya kebakaran tersebut,apakah disebabkan oleh arus pendek listrik atukah yang lain.
" Kita masih belum bisa memastikan secara pasti penyebab kebakaran kantor UPTD Dikpora Masbagik tersebut, sehingga perlu menunggu tim latfor Mabes Polri datang dulu," tandas Dorsono yang juga mantan Kabag Ops Polres Loteng.
(ANT/P003)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2010
