Indramayu (ANTARA News) - Usai waktu Subuh jalur utama pantai utara Jawa (Pantura) ruas Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, dipadati rombongan pemudik dari Jakarta dan sekitarnya.
Dari pantauan Pos Pam Lebaran di Celeng, Indramayu, kendaraan yang melintas mulai dari malam hari hingga menjelang pagi terus meningkat, dan sepeda motor masih mendominasi meski kendaraan roda empat tampak lebih padat dari hari sebelumnya.
H Lilik, salah seorang petugas dari Dinas Perhubungan Kabupaten Indramayu menjelaskan,,jumlah kendaraan yang melintas di jalur pantura Indramayu naik cukup tinggi jika dibandingkan sebelumnya.
"Kendaraan roda dua mulai H-8 sudah memadati pantura Indramayu, hingga sekarang jumlahnya masih tetap mendominasi,jika dibandingkan bus atau kendaraan pribadi," katanya.
Dia menambahkan, pengendaraan kendaraan roda dua masih tertib dan nyaman melintasi pantura Indramayu,meski padat. Namun, mereka bisa mengendarainya dengan nyaman dengan hanya sedikit kemacetan di persimpangan dan pasar tumpah.
Nuryanto, pemudik bersepeda motor asal Tegal, Jawa tengah mengungkapkan, perjalanan dari Jakarta hingga tiba di Kabupaten Indramayu cukup lancar, berangkat dari Jakarta pulukl 01.00 WIB, tiba di Kecamatan Kandanghaur pukul 06.00 WIB.
Dikatakannya, ada beberapa titik kepadatan kendaraan menuju pantura Indramayu, seperti di pertigaan Jomin karawang, perimpangan tersebut merupakan titik pertemuan kendaraan dari semua arah.
"Perjalanan menggunakan sepeda motor dari Jakarta menuju ke kampung halaman perlu stamina yang cukup baik karena banyak menguras tenaga. Selain itu konsentrasi di jalan sangat dibutuhkan untuk menjaga keselamatan," katanya.
Dia menjelaskan, biaya mudik menggunakan sepeda motor cukup hemat dengan ongkos bahan bakar hanya Rp40 ribu, sedangkan makan dan minum di perjalanan menghabiskan Rp50 ribu, jauh lebih murah jika dibandingkan naik angkutan umum.
Warnaji, pemudik lain menuturkan, perjalanan dengan kendaraan roda dua lebih hemat jika dibanding dengan angkutan lain, namun risikonya cukup tinggi.
(ANT/S026)
Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010