Bogor (ANTARA News) - Sudrajat (35) warga Kampung Pangulaan RT 2 RW 1 Desa Sukaraja, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Bogor menjalani perawatan di ruang UGD RS PMI Bogor karena mengalami luka pada bagian telapak tanganya akibat ledakan kembang api, Sabtu malam.
Menurut Sukarmin ketua RT 1 peristiwa ledakan kembang api terjadi sekitar pukul 20:49 WIB, di Mesjid At - Taqwa Sukaraja.
Peristiwa berawal dari perayaan Khatam Al-quran jemaah Mesjid At-Taqwa, yang digelar setiap tahunnya selama Ramadhan.
"Sudah menjadi tradisi di kampung ini, setiap Khatam Al-quran dirayakan dengan kembang api, sebagai penyemarak kegiatan," kata Sukarmin, saat ditemui di UGD RS PMI Bogor.
Ada sejumlah kembang api berjenis roket yang dibakar para peserta Khatam, Sudrajat salah satu peserta khatam Al-quran yang digelar selama Ramadhan.
"Kembang api yang dihidupkan Sudrajat adalah kembang api yang terakhir, yang lainnya tidak terjadi apa-apa, lancar menghidupkan kembang apinya, hanya ini namanya musibah," ujar Sukarmin.
Diduga karena kaget dan tidak mengerti membakar kembang api, Sudrajat menjadi korban ledakan. Kembang api yang harusnya meledak dilangit justru meledak ditelapak tangan Sudrajat.
"Saat sumbu sudah dibakar, ternyata kembang apinya tidak dilepas, justru dipegang oleh bapak itu, jadi keburu meledak ditangan," ungkap Sukarmin.
Sudrajat mengalami luka sober dibangian telapang tangan kirinya disekitar ruas telapak antara jempol dan telunjuk.
Menurut dr Yuda yang menangani korban, luka pada tangan kiri korban cukup parah dan harus dijahit.
"Luka pada telapak tangan kiri memang cukup parah, harus dijahit, selain itu luka korban juga banyak terdapat bubuk misiu, begitu juga dengan telapak kanan luka bakarnya menempel bubuk misiu jadi harus dibersihkan terlebih dahulu," ujar sang dokter.
Pihak dokter melarang pihak keluarga maupun kerabat masuk ke ruang UGD untuk melihat korban, karenan korban harus ditangani intensif.
Farida (30) istri korban terlihat panik dengan peristiwa tersebut, raut wajah cemas tergambar disela-sela jilbab coklat yang dikenakannya.
"Saya cemas buk, apalagi harus dioperasi. Ada-ada saja musibah yang datang, padahal mau lebaran," ucapnya ditemani sang anak sambil menunggu diruang tunggu pasien.(*)
(KR-LR/R009)
Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010