"Segera kami akan menyerang Amerika dan Eropa, kami akan melakukan pembalasan atas serangan pesawat mata-mata itu," demikian kata Qari Hussain, seorang komandan gerilyawan kelompok Tehreek e Taliban Pakistan, pada AFP melalui telpon dari sebuah tempat yang tak diungkapkan.
"(Presiden AS Barack) Obama dan sekutunya adalah musuh kami -- mereka takut pada kami. Kami tidak peduli jika mereka menyatakan kami sebagai kelompok teroris."
Hussain juga dikenal sebagai "Ustadz e Fidaeen", atau guru para pembom bunuh diri.
"Obama dan teman-temannya adalah teroris yang sebenarnya. Pakistan juga sekutu Amerika dan kami akan menyerang semua pejabat pemerintah Pakistan."
Hussain menyatakan kelompok itu juga bertanggungjawa atas tiga pemboman bunuh diri di kota Lahore di bagian timur Pakistan yang menewaskan 31 orang ketika serangan itu ditargetkan pada prosesi perkabungan Syiah Rabu.
Serangan besar kedua, yang mana Taliban sejauh ini tidak mengaku bertanggungjawab, Jumat, menewaskan 53 orang dan melukai hampir 200 orang pada satu pertemuan Syiah di kota Quetta di Pakistan baratdaya.
AS jumat mengutuk serangan itu dan serangan sektarian lainnya di Pakistan pekan ini.
Pada Rabu, AS menambahkan Tehreek e Taliban (TTP) ke daftar hitam organisasi teroris asingnya, yang berarti anggota organisasi itu menghadapi pembekuan aset dan larangan perjalanan.
Crowley mengatakan dalam satu pernyataan bahwa TTP dan Al Qaida memiliki hubungan simbiosis, yang menimbulkan risiko pada AS.
Dua serangan pesawat mata-mata AS Jumat menewaskan sedikitnya 10 gerilyawan, termasuk beberapa gerilyawan asing, di daerah suku di Pakistan baratlaut dekat perbatasan Afghanistan, kata beberapa pejabat.
Pasukan AS telah melancarkan perang pesawat mata-mata terhadap para komandan terkait Taliban dan Al Qaida di daerah duku di bagian baratlaut Pakistan itu, tempat gerilyawan telah membuat tempat perlindungan di gunung di luar pengawasan langsung pemerintah.
Tapi serangan tersebut telah meningkatkan sentimen anti-Amerika di negara Muslim konservatif itu, sementara AS telah meningkatkan tekanan pada Pakistan agar menggunakan pasukannya utuk menindak keras tempat-tempat perlindungan di perbatasan itu.
Waziristan, tempat serangan pesawat mata-mata Jumat terjadi, mendapat pengawasan cermat ketika Faisal Shahzad, seorang Amerika asal Pakistan, dituduh karena pemboman yang diupayakan di New York pada 1 Mei. Ia diduga telah mengatakan pada penyelidik Amerika bahwa ia pernah pergi ke wilayah itu untuk latihan teroris.
(S008/B010)
Pewarta:
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2010