Pertemuan puncak itu, yang telah diumumkan sebelumnya, akan merupakan upaya terakhir Obama untuk menyegarkan kembali kebijakan AS terhadap kawasan Asia Tenggara yang dinamis, yang ia katakan telah diabaikan oleh tim bekas presiden George W. Bush.
Pertemuan itu akan terjadi pada waktu Obama berada di New York untuk sidang tahunan Majelis Umum PBB.
Pertemuan New York itu akan menyusuli pertemuan puncak inagural yang Obama adakan tahun lalu di Singapura dengan para timpalannya dari 10 anggota Perhimpunan Bangsa Asia Tenggara (ASEAN).
Pertemuan yang akan datang itu -- seperti banyak di ASEAN -- mungkin berisiko akan dibayangi oleh kontroversi mengenai Myanmar, yang rezim militernya akan meneruskan pemilihan pada 7 November mekipun ada keprihatinan luas mengenai kredibilitasnya.
Pada pertemuan puncak inagural di Singapura, Obama minta Perdana Menteri Myanmar Thein Sein untuk membebaskan semua tawanan politik termasuk penerima hadiah Nobel perdamaian Aung San Suu Kyi, tapi tidak ada gunanya.
Pemerintah Obama tahun lalu melancarkan upaya pengajakan yang ditujukan untuk membawa Myanmar, juga dikenal sebagai Burma, keluar dari pengasingannya. Tapi para pejabat AS telah makin frustrasi karena kurangnya kemajuan.
Pemerintah juga telah bergerak untuk membina hubungan dengan Indonesia, negara mayoritas Muslim terbesar di dunia, dan berusaha untuk memajukan sedikit demi sedikit hubungan dengan Vietam dan Laos yang komunis.
Menlu Hillary Clinton sebelumnya mengumumkan pertemuan puncak kedua itu ketika ia mengunjungi Vietnam, Juli lalu. Ia mengatakan bahwa ASEAN dan Forum Regional ASEAN yang terkait merupakan "arsitektur yang kuat, efektif bagi keamanan dan kemakmuran di Asia".
Beberapa diplomat yang bermarkas di Washington mengatakan bahwa Gedung Putih sejak itu telah dalam pembicaraan yang panjang dengan para pemimpin ASEAN mengenai di mana akan mengadakan pertemuan puncak.
Beberapa pejabat Asia Tenggara lebih suka pertemuan puncak di Washington, percaya hal itu akan berarti lebih besar dan tidak dianggap sebagai salah satu pertemuan "sambilan" yang diadakan tiap tahun di sela sidang Majelis Umum PBB.
Tapi beberapa diplomat mengatakan bahwa Gedung Putih menemukan hal itu lebih praktis dari segi logistik untuk bertemu di New York.
ASEAN mengelompokkan Brunei, Kamboja, Indonesia, Laos, Malaysia, Myanmar, Filipina, Singapura, Thailand da Vietnam.(*)
AFP/S008/A027
Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2010