Madiun (ANTARA) - Kasus aktif warga yang masih menderita COVID-19 di Kota Madiun terpantau masih cukup tinggi dan tercatat menduduki urutan kelima dari 38 kota/kabupaten di Provinsi Jawa Timur.
Sesuai data yang dikeluarkan oleh laman resmi infocovid19.jatimprov.go.id jumlah kasus aktif COVID-19 di Kota Madiun hingga 3 Juni 2021 mencapai 96 kasus. Di urutan pertama ada Kabupaten Madiun dengan sebanyak 175 kasus aktif, kedua ada Surabaya dengan 137 kasus aktif, ketiga Banyuwangi dan Blitar dengan 105 kasus, dan keempat ada Nganjuk, Ponorogo, dan Magetan dengan masing-masing 95 kasus aktif.
Wali Kota Madiun Maidi, Kamis, mengatakan tingginya kasus aktif COVID-19 di wilayahnya tersebut disebabkan karena sejumlah faktor. Satu di antaranya disumbang dari kluster keluarga.
"Kemarin setelah saya cek dengan petugas Dinkes, di dalam satu keluarga ditemukan ada satu yang positif. Setelah kita telusuri ternyata satu keluarga itu semuanya positif. Kita cari lagi dan ada yang positif juga. Temuan ini segera kita amankan. Jadi secepatnya kita ketahui," ujar Wali Kota Maidi di Madiun.
Baca juga: Polisi Madiun amankan empat travel ilegal angkut pemudik
Baca juga: Pemkab Madiun libatkan pengurus RT antisipasi pendatang cegah COVID-19
Ia mengakui masih banyak keluarga yang tidak disiplin protokol kesehatan. Karenanya tidak henti-hentinya ia mengingatkan masyarakat agar tidak abai dan tetap patuhi protokol kesehatan dimanapun berada.
Selain itu Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (Dinkes-PPKB) Kota Madiun dan jajarannya juga terus melakukan penelusuran hingga tingkat RT dan kelurahan.
Beberapa cara yang ditempuh Pemkot Madiun untuk menurunkan kasus aktif COVID-19 di wilayahnya, di antaranya dengan penyemprotan disinfektan massal di tingkat RT dan RW. Kemudian, mengoptimalkan kelurahan mandiri.
Titik lokasi yang ditengarai banyak dimanfaatkan warga untuk berkerumun terus dipantau. Warga yang menggelar hajatan juga diminta mematuhi aturan yang ada, dengan membatasi jumlah tamu undangan. Demikian juga rumah makan-rumah makan. Kebijakan tersebut diterapkan untuk keselamatan dan kesehatan bersama agar terhindar dari pandemi.
Kepala Dinkes-PPKB Kota Madiun dr Denik Wuryani mengatakan penelusuran terus dijalankan secara masif. Harapannya warga yang terkonfirmasi positif COVID-19 bisa cepat terdeteksi sehingga penyebarannya tidak meluas.
"Penelusuran terus kita galakkan di tingkat kelurahan hingga puskesmas. Jadi kalau ada kasus segara kita lakukan pelacakan kemudian kita tes, bisa menggunakan tes cepat antigen maupun tes usap PCR," kata Denik.
Sesuai data, di Kota Madiun kasus COVID-19 hingga Kamis (3/6) telah mencapai 2.696 orang. Dari jumlah itu, 2.422 orang di antaranya telah sembuh, 33 orang dalam perawatan, 63 orang melakukan isolasi mandiri, dan 178 orang meninggal dunia.
Tambahan kasus per Kamis (3/6), konfirmasi baru sebanyak 14 orang, sembuh 19 orang, dan meninggal dunia nihil.*
Baca juga: Satgas COVID-19 pusat monitor pelaksanaan PPKM Mikro di Kota Madiun
Baca juga: Mendikbudristek Nadiem paparkan empat prioritas peningkatan pendidikan
Pewarta: Louis Rika Stevani
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2021