Jakarta (ANTARA News) - Anggota DPR RI Dedy `Miing" Gumelar mengatakan, pembangunan gedung DPR seharusnya justru memperbanyak ruang-ruang publik untuk menyerap aspirasi rakyat sesuai dengan kebutuhan dalam demokrasi.

"Seharusnya pembangunan Gedung DPR itu menambah ruang publik untuk menyerap aspirasi rakyat bukan malah membangun Spa, kolam renang. Itu ide sesat," kata Miing yang juga komedian itu di Jakarta, Jumat.

Ia mengusulkan adanya ruang-ruang publik untuk menyampaikan aspirasi seperti lapangan atau taman yang boleh digunakan untuk demonstrasi di lingkungan gedung DPR.

"Disitu kita bangun taman atau lapangan, dengan pagar besi, silahkan rakyat sampaikan aspirasinya, berdemonstrasi disana, sound sistem kita fasilitasi, begitu pula kita buatkan wc umumnya agar lebih manusiawi, silahkan rakyat menyampaikan aspirasi," katanya.

Menurut dia, dengan ruang publik tersebut, maka demonstrasi tak perlu lagi berada di depan gerbang gedung DPR yang membuat jalanan macet. "Itu kan lebih konstruktif, jalanan jadi tidak macet," katanya.

Bahkan, menurut dia, ruang-ruang publik tersebut juga bisa diperluas dengan membangun gedung teater yang bisa digunakan untuk mementaskan karya seni untuk menyampaikan aspirasi.

"Silahkan para seniman atau masyarakat yang ingin menyampakan lewat seni mengkritik di situ, biar kita semua tahu," katanya.

Sementara itu, menurut dia, pembangunan Gedung itu diperlukan karena kapasitas ruang yang sudah tidak memadai.

"Gedung itu dibangun kan untuk kapasitas 800 orang sekarang sudah 2.500 orang ya ini sudah kelebihan," katanya.

Namun demikian, menurut dia, pembangunannya harus disesuaikan dengan kebutuhan. ia tidak sepakat bila kantor anggota DPR sama dengan eselon satu sebesar 120 meter persegi.

"Menurut saya yang utama itu sesuai kebutuhan, 70-80 meter persegi itu sudah cukup, kan berarti itu bisa dihemat," katanya.

Ia menambahkan, ruang-ruang untuk aktifitas anggota dewan seperti ruang fraksi harus lebih diperbesar. "Karena fungsi ruang ini juga untuk menyerap aspirasi rakyat, masak kosntituen kita harus berdesak-desakan saat mau menyampaikan aspirasi, inikan tidak tepat," katanya.

Ia juga mengusulkan agar terkait dengan pengadaan mebel harusnya yang fungsional. "Bukan malah yang besar-besar, dari kayu jati tapi malah tidak berfungsi, mebel harus fungsional," katanya. (M041/K004)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010