merupakan putera terbaik Boyolali yang sampai saat ini dimiliki kabupaten iniBoyolali (ANTARA) - Sejumlah pejabat di Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, mengatakan meninggalnya Ketua DPRD Boyolali S Paryanto merupakan kehilangan seorang tokoh pemimpin pembangunan di daerah itu.
Sekretaris DPRD Kabupaten Boyolali Mulyono Santoso di Boyolali, Kamis, mengatakan, dengan meninggalnya Ketua DPRD Boyolali S Paryanto, warga dan masyarakat merasa kehilangan seorang tokoh pembangunan selama ini.
Jenazah S Paryanto setelah diberangkatkan dari rumah duka di Dukuh Karangkepoh RT 06 RW 04 Desa Banaran Boyolali, pada Kamis pukul 13.00 WIB.
Baca juga: Ketua DPRD Boyolali Paryanto meninggal dunia
Jenazah kemudian disemayamkan di Gedung DPRD Boyolali sebagai penghormatan terakhir, setelah itu, langsung dimakamkan ke tempat pemakaman umum Dukuh Bakalan Desa Karanggeneng Boyolali, pada pukul 14.00 WIB.
"Kami bersama Anggota DPRD lainnya akan meneruskan cita-cita dan perjuangan beliau di Kabupaten Boyolali," kata Mulyono, di sela acara penghormatan terakhir di Gedung DPRD Boyolali.
Kepala Dinas Pembedayaan Masyarakat Desa (Dispermasdes) Kabupaten Boyolali Purwanto mengatakan S Paryanto selama hidupnya seorang pemimpin yang luar biasa, visioner, bisa memimpin masyarakat Boyolali, dan mampu mengendalikan segi politik. Sehingga, masyarakat Boyolali banyak yang merasa kehilangan atas kepergiannya.
Purwanto mengatakan selama mempimpin sebagai Ketua DPRD Boyolali tiga periode yakni sejak 2009-2014, 2014-2019 dan 2019-2024 di APBD sangat menguasai sehingga PDI-P dan DPRD Boyolali merasa sangat kehilangan atas kepergiannya istirahat selama-lamanya.
Baca juga: Tim gabungan Boyolali gencarkan usap antigen terhadap pengguna jalan
"Paryanto sebagai Ketua DPC PDIP merupakan putera terbaik Boyolali yang sampai saat ini dimiliki kabupaten ini," kata Purwanto.
Menurut Purwanto, kepemimpinan Paryanto terkait dengan Dispermasdes adanya program pemberian anggaran dana desa (ADD) di desa-desa di Boyolali yang sangat membantu daerah dalam mencukupi kebutuhan desa.
"ADD bervariasi mulai Rp400 juta hingga Rp800 juta setiap desa per tahun. ADD ini sangat membantu desa dalam rangka menghidupi kebutuhan masyarakat desa," kata Purwanto.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Boyolali Darmanto mengatakan Paryanto selama hidupnya orangnya totalitas. Artinya, ia profesional dalam bekerja dan berteman selalu total dan tidak melihat waktunya kapan dan kondisi bagaimana.
"Saya mengenal almarhum sejak belum menjabat hingga menjadi sebagai Ketua DPRD Boyolali tidak berubah. Beliau tidak memandang kamu kaya atau miskin dan sebagainya," katanya.
Baca juga: 10.546 orang lansia di Boyolali telah divaksin
Beliau adalah pahlawan bagi siswanya, guru tidak tetap (GTT) dan pegawai tidak tetap (PTT) di Kabupaten Boyolali baik itu, kategori 2 (K2) maupun non K2. K2 dari 580 orang dan non K2 sebanyak 2.335 orang paling dekat dengan beliau. Karena, mendapat dukungan dana kesejahteraan sejak 2019 hingga sekarang.
Sementara pada acara penghormatan terakhir untuk almarhum Ketua DPRD Boyolali S Paryanto, yang meninggal dunia di usia 54 tahun, di Gedung DPRD setempat, dihadiri oleh Bupati Boyolali M Said Hidayat, Wakil Bupati Boyolali Wahyu Irawan, Dandim 0724 Boyolali Letkol Inf Aris Prasetyo, dan Kapolres Boyolali AKBP Morry Ermond, serta sejumlah jajaran di lingkup DPRD.
Sebelumnya, Ketua DPRD Kabupaten Boyolali S. Paryanto dilaporkan meninggal dunia dalam usia 54 tahun setelah menjalani perawatan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Pandan Arang, Boyolali, Jawa Tengah, pada Kamis, sekitar pukul 08.42 WIB.
S Paryanto yang juga sebagai Ketua DPC PDIP Kabupaten Boyolali tersebut, dilaporkan meninggal dunia setelah menjalani perawatan di ruang ICU RSUD Pandan Arang Boyolali, beberapa hari karena sakit.
Menurut Direktur RSUD Pandan Arang Boyolali Siti Nur Rokhmah Hidayati, Ketua DPRD Boyolali S. Paryanto dilaporkan meninggal dunia, pada Kamis, sekitar pukul 08.42 WIB. Ia meninggal setelah dirawat di RSUD Pandan Arang selama 13 hari karena sakit.
Baca juga: Warga sembuh dari COVID-19 di Boyolali tambah 36 jadi 7.021 kasus
Pewarta: Bambang Dwi Marwoto
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2021