Yogyakarta (ANTARA News) - Seniman asal Yogyakarta Djaduk Ferianto sedang menggugat dirinya sendiri atas kasus hilangnya mahakarya peninggalan Kerajaan Majapahit yang menjadi koleksi utama di Museum Sonobudoyo Yogyakarta pada 11 Agustus.
"Saya sedang menggugat diri saya sendiri secara ideologi atas hilangnya koleksi-koleksi paling berharga itu. Ada kontradiksi dalam diri saya, karena saya juga termasuk orang yang berada di balik gerakan Tahun Kunjung Museum (TKM)," kata Djaduk, di Yogyakarta, Jumat.
Menurut dia, hilangnya koleksi-koleksi berharga tersebut membuatnya kembali merenungkan arti gerakan TKM yang ditujukan untuk meningkatkan kecintaan masyarakat Indonesia tentang museum yang juga berarti meningkatkan rasa penghargaan masyarakat Indonesia terhadap hasil karya bangsa.
Di dalam gerakan TKM tersebut, Djaduk juga menjadi orang yang memiliki andil besar dalam pembuatan logo, semboyan TKM yang berbunyi "museum di hatiku" bahkan terlibat dalam menciptakan lagu tema TKM.
"Jika kondisinya seperti sekarang, maka saya pun mempertanyakan seluruh simbol-simbol TKM itu. Hilangnya koleksi-koleksi itu sangat memprihatinkan semua pihak," lanjutnya.
Oleh karena itu, kata Djaduk, kasus hilangnya koleksi-koleksi tersebut harus segera ditangani dengan cepat. "Kami sempat berpikir, sebenarnya koleksi-koleksi tersebut sudah hilang sejak lama tetapi ada pihak-pihak tertentu yang memanfaatkan momentum saat ini untuk mengatakan bahwa ada pencurian di Sonobudoyo," katanya.
Ia juga meminta agar rencana acara Festival Museum yang akan dilakukan di Yogyakarta, tidak hanya diisi dengan kegiatan hura-hura seperti pawai, tetapi juga diisi dengan aksi keprihatinan atas kasus hilangnya koleksi-koleksi tersebut.
Museum bagi bangsa Indonesia, lanjut dia, memiliki arti sebagai pusat informasi dan juga proses pembelajaran kebudayaan bangsa Indonesia, sehingga harus dijaga dengan sebaik-baiknya.
(E013/S018/S026)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010