Jakarta (ANTARA News) - Pengurus DPP Partai Demokrat Soetan Batugana menyakini pidato Presiden di Cilangkap menepis keraguan partai politik terhadap isu nasionalisme pemerintah.
"Saya percaya sejak pidato presiden, banyak berubah, partai politik tidak menjadi ragu lagi nasionalisme pemerintahan ini," katanya melalui telepon kepada ANTARA, Jumat.
Ia mengakui, sejak peristiwa penangkapan petugas KKP pada 13 Agustus 2010, semangat nasionalisme diseluruh elemen bangsa menguat, begitu pula dengan partai-partai politik. Hal ini membuat keinginan untuk mengajukan hak interpelasi menguat yang berawal dari PDIP.
"Ada keinginan untuk bertanya kepada pemerintah terkait hal itu, dan timbul semangat nasionalisme yang tinggi di Parlemen, termasuk PDIP dan juga kemudian disambut oleh Golkar terkait usul interpelasi. Jadi saya kira ini murni karena semangat nasionalisme," katanya.
Namun demikian, menurut dia, setelah Presiden mengungkapkan pidatonya di Cilangkap, tampaknya partai-partai politik tersebut kini lebih memahami dan mengerti sikap Pemerintah dengan ketegasan dan politik luar negeri Indonesia.
"Tapi kini telah berubah, teman-teman memahami, dan saya kira sudah tidak ada lagi keinginan untuk interpelasi," katanya.
Ia justru mengkhawatirkan, adanya pihak-pihak yang memanas-manasi situasi saat ini, guna menjatuhkan pemerintah.
"Kita khawatir orang memprovokasi ingin menjatuhkan pemerintah ini, meminta keras kepada semuanya, bermusuhan dengan Timur-Timur, bermusuhan dengan Singapura, dengan Malaysia, kemudian kita terkucil, dan dianggap SBY gagal," katanya.
Menurut dia, penangkapan petugas KKP tersebut merupakan masalah kecil yang tidak perlu diributkan.
"Ini masalah sepele, tidak usah diributkan, kita bisa berdialog, kita utamakan semangat ASEAN, gunakan jalur diplomasi lebih dulu, jangan terprovokasi, pakai kepala dingin," katanya.
Menurut dia, jalur diplomasi kedua negara harus diupayakan, sementara ketegangan untuk berperang harus dijauhi. Ia mengatakan, kedua negara memiliki semangat ASEAN dan semangat sebagai saudara serumpun.
"Tentunya dengan semangat ASEAN kita dapat membantu dalam menyelesaikan masalah ini," katanya.
Ia menambahkan, pidato Presiden terkait masalah ini telah jelas. "Bahwa kedaulatan tidak bisa digadaikan, tetapi kita juga harus melihat dalam kasus ini secermat-cermatnya," katanya.
Menurut dia, seharusnya kita menunggu misi diplomasi pada 6 September mendatang di kinabalu. Selain itu menunggu informasi terkait investigasi insiden penanggkapan tersebut.
"Jangan emosional dulu, boleh kepala panas, tapi pikiran tetap dingin," katanya.
(ANT/S026)
Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010