"Ikan-ikan ini memiliki nilai jual yang mahal, ada tiga jenis ikan tetapi masih dalam satu keluarga ikan semah, ikan 'gariang' dan ikan dewa. Harganya sangat mahal dan ketiganya itu saat ini sudah bisa dibudidayakan," kata dia saat mengunjungi lokasi budidaya ikan Gurami Sago di Kenagarian Suliki, Kabupaten Limapuluh Kota.
Ikan-ikan tersebut merupakan hasil rekayasa yang dilakukan oleh para periset di KKP dan ini adalah ikan air tawar yang pakannya berasal dari buah-buah.
"Jadi saya kira ini harus dibudidayakan secara masif yang bisa dilakukan oleh masyarakat dan kita akan lakukan semua pendampingan di situ," ujarnya.
Selain itu pada tempat budidaya ikan tersebut ada ikan gurami yang menjadi unggulan dari lokasi budidaya tersebut yang juga merupakan hasil rekayasa dan sudah jelas pasarnya sangat bagus.
"Ada empat hal ini saya harapkan bisa menjadi pemicu perekonomian ke depan. jadi kenapa saya datang ke lokasi ini, agar bisa melihat lebih dekat," katanya.
Ia mendorong agar pemerintah daerah setempat dan pemerintah provinsi dapat menggerakkan daerahnya untuk menjadi sebuah budidaya dengan kearifan lokal.
"Dimana saya minta agar targetnya mencapai 100 ribu ton. Jadi kalau ada 4 jenis itu masing-masing 100 ribu dan berhasil itu dijual dengan harga Rp20 ribu saja per kilogram sudah menghasilkan Rp2 triliun," ujarnya.
Harga berbeda dengan ikan semah, dewa dan 'gariang' yang harganya mahal, per kilogram bisa mencapai Rp1 juta sampai Rp2 juta.
"Apa lagi kalau di kirim ke Malaysia bisa mencapai Rp5 juta harga per Kg nya. kalau itu bisa berkembang di masyarakat," kata dia.
Ia mengatakan apabila hal ini terlaksana dalam tiga sampai empat tahun target produksinya tersebut bisa mencapai target dan nantinya bisa menjadi upaya pengentasan kemiskinan masyarakat.
Pada kesempatan itu Menteri KKP juga bantuan induk gurami serta penyerahan bantuan permodalan dari LPUMKP. ***1***
Pewarta: Miko Elfisha
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2021