Bener Meriah (ANTARA News) - Gunung Berapi Burni Telong (2.624) di Kabupaten Bener Meriah, Provinsi Aceh, bertipe-A dan aktif normal, sehingga pengawasannya dilakukan selama 24 jam.
Seorang pengawas Gunung Api, Sulaiman, di Bener Meriah, Kamis, menyatakan bahwa ada tiga parameter yang selalu diamati dari gunung api aktif ini, seperti kegempaan, visualisasi dan pengukuran suhu air panas yang memakai thermokopel.
Berbagai parameter pengamatan gunung api Burni Telong, sebut Sulaiman, setiap hari dilaporkan ke pusat vulkanologi di Bandung, Jabar dengan menggunakan radio SSB (single side band).
"Melihat fenomena Gunung Sinabung di Sumut yang bertipe-B, kini telah berubah secara otomatis setelah meletus ke tipe-A, seperti yang terjadi pada Gunung Anak Ranakah di NTT. Pengawasan gunung api di Aceh tidak boleh lalai," sebut Sulaiman.
Disebutkan, saat ini pengetahuan masyarakat Bener Meriah terhadap pemahaman aktifnya Burni Telong masih sangat rendah, sehingga perlu adanya sosialisasi terhadap kemungkinan yang terjadi, terutama kawasan yang berdekatan langsung dengan gunung itu.
"Harus ada antisipasi melalui berbagai sosialisasi tentang berbagai kemungkinan yang terjadi pada Burni Telong, termasuk kesiapan warga jika gunung ini meletus, sehingga dapat mengurangi resiko dan korban," ujarnya.
Salah satu indikasi rendahnya pemahaman terhadap Burni Telong ditandai dengan dibangunnya berbagai fasilitas perkantoran, Bandara Rembele, Mako Polres Bener Meriah, dan Batalyon 114 Pedang Sakti di Bener Meriah, karena masih masuk kawasan rawan bencana gunung api.
Berdasarkan berbagai literatur yang dikumpulkan, Burni Telong terletak pada ketinggian 2.624 meter diatas permukaan laut, tipe strato memiliki lima kawah yang semuanya berada di puncak.
Secara geografis terletak di 4 derajat 46 Lintang Utara dan 96 derajat 48.5 Bujur Timur. Catatan sejarah menyebutkan, Burni Telong pernah meletus tahun 1837, 1939, 1856, 1919 dan terakhir 1924, tepatnya 7 Desember yang ditandai dengan lima buah tiang asap, tanpa diikuti satu letusanpun (Neuman van Padang 1951).
Sejak meletus terakhir kalinya di tahun 1924, Burni Telong tidak terjadi peningkatan kegiatan dan letusan.
(T.ANT-138*BDA1/P003)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2010