Banggai (ANTARA News) - Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah (Pemprov Sulteng) dan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Banggai tahun 2010 menyediakan anggaran untuk membiayai operasi vasektomi tanpa pisau (VTP) peserta Keluarga Berencana (KB) dari kalangan pria.
Pemerintah juga menanggung biaya perawatan tiga hari setelah operasi VTP, kata Kepala Bidang Reproduksi, Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (BPPKB) Banggai, Rampia Lamiri di Luwuk, ibukota Kabupaten Banggai, Kamis.
Ia mengatakan, biaya transportasi peserta KB VTP juga ditanggung pemerintah.
"Seluruh biaya yang timbul akibat operasi VTP KB pria ditanggung sepenuhnya Pemprov Sulteng dan Pemkab Banggai," katanya menegaskan.
Ia mengatakan, anggaran yang disediakan pemerintah daerah meliputi biaya operasi VTP sebesar Rp400 ribu untuk dokter serta kebutuhan saat operasi, termasuk biaya perawatan dan pengganti tansportasi peserta KB Pria.
"Ini bertujuan untuk mempercepat perkenalan KB pria pada masyarakat. Ini adalah dana stimulan untuk percepatan program," kata Rampia.
Dana tersebut dapat diklaim oleh dokter yang melakukan operasi vasektomi.
Rampia berharap pemerintah masih menyediakan anggaran operasi vasektomi tahun mendatang sehingga pihaknya dapat mempercepat program KB bagi pria di daerahnya.
Ia mengakui, jika biaya operasi vasektomi KB pria terbilang cukup tinggi.
"Memang sedikit tinggi jika dibandingkan dengan harga kontrasepsi KB perempuan. Tapi kontrasepsi dengan vasektomi bisa berfungsi seumur hidup," terangnya.
Pemkab Banggai belum memiliki dokter spesialis operasi vasektomi.
"Untuk mengoperasi peserta KB Pria kita terpaksa mendatangkan dokter dari Palu. Sebenarnya BPPKB Banggai telah melatih dua dokter setempat tapi sertifikatnya belum keluar. Jika sertifikatnya sudah keluar mereka sudah dapat melakukan operasi vasektomi," katanya.
Abdul Karim, warga Kelurahan Karaton mengaku pernah mendengar program tersebut tapi tidak mengetahui secara keseluruhan KB untuk pria.
"Yang saya kenal kondom. Yang vasektomi belum terlalu banyak saya ketahui," katanya.
Karim menganggap biaya operasi vasektomi terlalu tinggi jika dibebankan seluruhnya pada peserta KB pria.
"Baiknya disubsidi pemerintah sehingga lebih terjangkau," katanya.
(ANT107/S027)
Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010