Surabaya (ANTARA News) - Dua sahabat karib tewas karena diduga keracunan minuman keras hasil oplosan. Kedua korban masing-masing bernama Syaiful (29), dan Erfan (25), warga Jln. Teluk Nibung, Tanjung Perak, Surabaya, Jawa Timur. Nyawa keduanya tak bisa tertolong saat menjalani perawatan di rumah sakit.
"Pasien bernama Syaiful tewas dalam perawatan. Sebelumnya dia sempat muntah-muntah dan kejang sebelum akhirnya meregang nyawa," kata Direktur Layanan Medis RS Al-Irsyad, dr. Iwah, ketika ditemui di ruangannya, Jln. KH. Mas Mansyur, Rabu.
Dijelaskannya, korban datang ke RS Al Irsyad pada Selasa (31/8) sekitar pukul 16.30 WIB. Namun, setelah mendapat perawatan, jiwanya tidak dapat tertolong.
Disinggung apakah korban tewas karena mengonsumsi minuman keras, Iwah belum bisa memastikannya. Namun, kata dia, dari gejala yang terlihat, kematian korban disebabkan karena "suspect intoksinasi" atau dugaan keracunan.
"Saya belum bisa memastikannya. Tapi sepertinya karena keracunan. Untuk kepastiannya, masih harus dilakukan otopsi," ujarnya.
Sementara, rekannya Erfan lebih dulu meninggal. Seperti dikatakan petugas di RS Muhammadiyah, Jln. KH Mas Mansyur, tempatnya dirawat, korban datang berobat pada Selasa (31/8) siang.
Hanya saja, saat itu kondisinya agak membaik dan diizinkan pulang. Namun, sekitar pukul 13.30 WIB, korban kembali lagi ke rumah sakit. Sayang, setelah mendapat perawatan, tiga jam kemudian atau sekitar pukul 16.30 WIB, korban menghembuskan nafas terakhirnya.
Salah satu teman korban kepada wartawan mengatakan, kedua karib ini melakukan pesta minuman keras oplosan pada Hari Sabtu (29/8) lalu. Tetapi, ia mengaku tidak mengetahui di mana lokasi pesta minuman keras dimaksud digelar.
"Yang pasti dilakukan di luar rumah, sebab saat pulang, keduanya kejang-kejang. Kedua korban juga pernah diingatkan keluarganya, tapi tetap tak diindahkan," ujar salah satu rean korban yang enggan disebutkan namanya.
Sementara itu, Kapolres Pelabuhan Tanjung Perak AKBP Widodo ketika dikonfirmasi mengaku tidak mengetahui kejadian ini. "Kok tidak ada laporan ke saya? Coba tanya ke Kasat Reskrim," ujarnya.
Kasat Reskrim AKP Setyo Heriyatno mengakui ada kejadian tersebut. Namun pihaknya tak bisa berbuat dan mengusutnya karena tidak ada laporan dari siapa pun, termasuk barang bukti yang sudah tidak ada.
"Tidak ada laporan, tidak ada barang bukti juga. Jadi, tidak bisa kami mengusutnya," katanya.(*)
(ANT-165/R009)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010