Medan (ANTARA News) - Sekretaris Jenderal Kementerian Kelautan dan Perikanan, M. Syamsul Maarif membenarkan bahwa industri pengolahan ikan di Indonesia dewasa ini defisit bahan baku di tengah semakin meningkatnya permintaan pasar.
"Produksi ikan dan udang di dalam negeri dari ke tahun terus meningkat, tetapi masih jauh di bawah volume permintaan pasar domestik dan ekspor," katanya saat kunjungan kerja ke Balai Laboratorium Pembinaan dan Pengujuan Mutu Hasil Perikanan (LPPMHP) di Medan, Rabu.
Di pasar ekspor, misalnya, volume permintaan pasar bahan baku perikanan diperkirakan meningkat hingga 200 persen lebih.
Peningkatan permintaan bahan baku perikanan terjadi antara lain di Amerika Serikat (AS), negara-negara di kawasan Uni Eropa, Timur Tengah, Jepang, China, Kanada, Australia dan beberapa negara di Asia Tenggara.
Untuk menjawab permintaan pasar bahan baku perikanan yang semakin menjanjikan itu adalah menggenjot produksi dengan memaksimalkan potensi perikanan laut domestik dan menambah kuota penangkan ikan.
Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), menurut dia, kini sedang menyusun kebijakan strategis di bidang perizinan guna meingkatkan minat investor menanamkan modal di sektor perikanan laut.
Kebijakan KKP tersebut akan disinergikan dengan kebijakan pemerintah provinsi sehingga implementasinya di lapangan semakin efisien dan mampu memberi kontribusi bagi peningkatan penerimaan dan pendapatan asli daerah.
Pemerintah memproyeksikan potensi penangkapan ikan laut di perairan domestik tahun ini sebanyak 5,12 juta ton. Jumlah ini hanya sekitar 80 persen dari angka tangkapan maksimum sebanyak 6,4 juta ton. Target tersebut lebih banyak dibandingkan dengan produksi perikanan tangkap tahun-tahun sebelumnya.
Sektor kelautan dan perikanan 2009, kata dia, memberi kontribusi terhadap pendapatan domestik bruto (PDB) nasional sebesar 3,12 persen pada tahun 2009 atau meningkat dibanding tahun 2008 sebesar 2,75 persen.
Pendapatan Negara berupa devisa dari ekspor produk perikanan mencapai 2,4 miliar dolar AS pada tahun 2009 atau meningkat 3,54 persen dari tahun 2008.
Dia menambahkan, dalam beberapa tahun belakangan ini laju pertumbuhan produksi perikanan budidaya meningkat lebih signifikan dibandingkan dengan perikanan tangkap.
"Kegiatan perikanan budidaya sangat strategis karena menjadi andalan Kementerian Kelautan dan Perikanan dalam menjaga ketersediaan protein hewani yang terjangkau dan berkelanjutan," paparnya.
Kontinuitas pasokan memang masih sering dikeluhkan oleh kalangan pelaku usaha industri pengguna bahan baku perikanan. Kendala itu muncul disebabkan antara lain armada penangkapan yang tidak sesuai dengan kapasitas sumberdaya ikan, terbatasnya sarana dan prasarana distribusi dan penyimpanan, faktor musim ikan.
Selain itu, pasokan dari sentra perikanan budidaya masih sering dihadapkan dengan faktor kematian akibat penyakit dan penurunan kualitas air, kelangkaan benih bermutu, dan mahalnya harga pakan pabrikan.
Pemerintah dalam hal ini Kementerian Kelautan dan Perikanan akan terus berupaya mendorong pelaku usaha perikanan di dalam negeri meningkatkan kinerja produksi.
Dia juga meningatkan kepada industri pengolahan ikan di dalam negeri dan eksporter agar konsisten memperhatikan mutu dan keamanan produk perikanan.
Standar mutu dan keamanan produk perikanan itu ditetapkan melalui hasil uji produk pangan dan perikanan yang valid dan dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.
"Mutu dan keamanan produk perikanan harus senantiasa dijamin sehingga tidak menimbulkan masalah ketika dipasarkan," ujarnya.
(ANT-197/S026)
Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010