Jakarta (ANTARA News) - Infeksi saluran pernapasan atas (ISPA) dan kecemasan merupakan penyakit yang paling banyak diderita pengungsi akibat meletusnya Gunung Sinabung, Minggu (29/8).
"Jenis keluhan terbanyak adalah ISPA yang diderita 1.144 pasien atau 40 persen dan cemas yang diderita 725 orang atau 25 persen, gastritis 539 orang (19 persen) dan conjungtivitis 282 orang (10 persen)," kata Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (Dirjen P2PL) Kementerian Kesehatan Tjandra Yoga Adhitama di Jakarta, Rabu.
Kasus diare juga mulai dilaporkan diderita oleh 24 pengungsi dan 12 pasien di antaranya masih balita.
Tjandra juga mengatakan, dari hasil surveilans tim di posko kesehatan, jumlah pengungsi yang datang berobat bertambah 13 persen atau 330 orang menjadi 2.807 orang pada Selasa (30/8 dibandingkan sehari sebelumnya sebanyak 2.477 orang.
Sementara itu, laporan tim Balai Teknik Kesehatan Lingkungan (BTKL) Medan yang merupakan UPT Dirjen P2PL di daerah menyatakan pengukuran polusi udara di tiga titik pada Selasa (30/8) malam menunjukkan hasil di bawah nilai ambang atas (NAB), salah satunya adalah parameter debu yang hasilnya 47,2 - 113,9 ug/m3. Nilai itu lebih rendah dari NAB yaitu sebesar 150.
"BTKL Medan juga sudah mengirim dua WC knockdown ke lokasi untuk membantu pengungsi," ujar Tjandra.
Selain itu, Dinas Kesehatan Karo juga disebut Tjandra telah mengambil insektisida ke BTKL sebagai persiapan penyemprotan dan fogging untuk menghilangkan serangga seperti lalat dan nyamuk.
(A043/B010)
Pewarta:
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2010