"Karenanya diminta kepada Presiden RI untuk tidak terpancing atas berbagai provokasi yang akhirnya menghancur hubungan kedua negara, langkah-langkah penyelesaian yang dilakukan pemerintah sudah tepat, salah satu di antaranya dengan melakukan perundingan pada tanggal 6 September 2010," kata Irgan di Gedung DPR RI di Jakarta, Rabu.
Irgan juga meminta pemerintah untuk menekan Malaysia agar mau mengikuti dan menerima tapal batas maritim untuk kepentingan NKRI.
"Tentu saja mengoptimalkan kepentingan NKRI, sebagai bangsa yang berdaulat, dan menekan Malaysia agar bisa menerima tapal perbatasan maritim yang proposalnya disampaikan pihak RI," kata Irgan.
Dia menyatakan, kedaulatan adalah harga mati dan tidak bisa ditawar-tawar lagi. Namun bagi masyarakat pantai timur Pulau Sumatera, situasi itu akan sulit.
"Karena kedekatan kultural dan hubungan persaudaraan yang erat, bahkan adanya proses kawin-mawin antarkeluarga di antara kedua negeri yang punya budaya sama yakni Melayu," kata dia.
Ia menyesalkan tindakan melempar "kotoran" ke Kedubes Malaysia yang dilakukan aktivis Bendera.
"Sesungguhnya tidak hanya pukulan bagi warga Malaysia, tetapi juga melukai hati masyarakat Melayu, yang punya tradisi saling menghormati, saling menghargai, tidak menghina-dina dengan cara-cara yang kurang elok," kata Irgan.(*)
ANT/S023
Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2010