Kudus (ANTARA News) - Sekitar 4.000 buruh PT Djarum di brak (tempat produksi) Blolo di Desa Karangampel dan brak Garung di Desa Garung, Kecamatan Kaliwungu, Kudus, Rabu, berunjuk rasa menolak kepemimpinan mantan Kepala Region Megawon, Iskak Cahyono.
Aksi tersebut merupakan aksi lanjutan setelah ribuan buruh PT Djarum yang ada di brak Desa Megawon, Kecamatan Jati, Kudus, pada Sabtu (28/8) dan Senin (30/8) juga melakukan aksi serupa menuntut kepada manajemen PT Djarum agar memindahkan Kepala Region Iskak Cahyono.
Setelah manajemen PT Djarum memenuhi tuntutan buruh di brak Megawon, aksi unjuk rasa yang berbuntut mogok kerja juga terjadi di bark Garung dan Blolo menolak isu kepindahan Iskak Cahyono ke dua brak tersebut.
Dewi (39), salah seorang buruh PT Djarum di brak Garung mengakui, aksi unjuk rasa kali ini bertujuan untuk menolak adanya isu Iskak Cahyono akan dipindahkan ke brak Garung, termasuk brak Blolo.
"Aksi dimulai sekitar pukul 06.00 WIB, ketika buruh giling (produksi) mulai masuk kerja," ujar Dewi sebagai buruh contong (pembungkus).
Ia mengatakan, aksi tersebut sebagai bentuk kekhawatiran para buruh akan mengalami tekanan dalam bekerja. "Sebelumnya, Iskak juga ditempatkan di wilayah Garung dan sekitarnya," ujarnya.
Akibat buruh giling mogok kerja, katanya, para buruh contong juga terpaksa ikut mogok kerja karena tidak ada garapan rokok yang bisa dikerjakan.
Ia mengaku, tidak setuju Iskak kembali ditempatkan di wilayah Garung dan sekitarnya, mengingat berpengaruh terhadap penghasilannya.
"Hampir semua buruh menolak kepemimpinan dia, karena terlalu ketat dalam melakukan pengawasan," ujarnya.
Dampaknya, kata dia, garapan rokok setiap hari tidak bisa mencapai batas maksimal. "Jika sebelumnya kami berenam mampu menyelesaikan 4.000 garapan, tetapi adanya peraturan yang diperketat menurun menjadi 3.500 garapan saja," ujarnya.
Aksi buruh akhirnya mereda setelah perwakilan perusahaan menemui mereka dan menjelaskan kalau Iskak tidak akan ditempatkan di brak Garung dan Blolo.
Meskipun mendapatkan kepastian tersebut, para buruh tetap menolak bekerja kembali dan memilih pulang ke rumah.
Aksi serupa juga terjadi di brak Blolo sejak pagi untuk menolak isu kepemimpinan Iskak Cahyono yang dinilai terlalu mengekang buruh.
Salah seorang buruh dari brak Blolo, Kartina (40) mengaku, menolak kepemimpinan Iskak Cahyono karena sebelumnya pernah merasakan kebijakannya terlalu menekan buruh.
"Kami selalu tertekan jika di bawah kepemimpinan Iskak, sehingga sulit mencapai target produksi rokok setiap harinya," ujarnya.
ementara itu, Public Affairs PT Djarum, Handoyo Setyo mengungkapkan, aksi demo yang dilakukan para buruh tersebut merupakan bentuk kekhawatiran mereka.
"Padahal, hingga kini belum ada keputusan dari perusahaan untuk menempatkan dia kembali ke brak Garung atau Blolo," ujarnya. "Sampai saat ini, kami belum mengeluarkan kebijakan tersebut," ujarnya.
Ia memahami, kekhawatiran para buruh tersebut, mengingat dia sebelumnya pernah menjadi kepala di dua brak tersebut.
Terkait dengan kepemimpinan Iskak yang tidak disukai para buruh, kata Handoyo, hal itu disebabkan pola komunikasinya.
"Pangsa pasar Sigaret Kretek Tangan (SKT) memang sedang lesu, sehingga kualitas produksinya harus ditingkatkan. Hanya saja, kebijakannya dinilai terlalu berlebihan oleh para buruh," ujarnya menegaskan.
Sebelumnya, Direktur Produksi PT Djarum Thomas Budi Santoso juga mengungkapkan, kebijakan Iskak meningkatkan kualitas produksi rokoknya memang sesuai kebutuhan perusahaan.
"Apalagi, mutu rokok merupakan komitmen kita terhadap konsumen agar tidak kalah dengan kompetitor," ujarnya.
(KR-AN/M028)
Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010