Palu (ANTARA News) - Sebanyak 19 anggota Brimob Polda Sulawesi Tengah terluka dalam insiden penyerangan Markas Kepolisian Sektor (Mapolsek) Biau, Kabupaten Buol, Selasa malam.
"Sampai Rabu pagi ini, korban dari anggota Polri yang luka dalam insiden itu sudah mencapai 19 orang," kata Kapolres Buol AKBP Amin Litarso kepada ANTARA yang menghubunginya dari Palu, Rabu pagi.
Dia mengatakan, ke-19 anggota Brimob yang luka itu umumnya terkena lemparan batu, sabetan senjata tajam dan bom molotov dari massa yang mengamuk.
Luka yang dialami para prajurit Brimob itu umumnya tidak parah kecuali satu orang yang tubuhnya terbakar setelah terkena lemparan bom molotov para penyerang.
Selain melukai 19 anggota Brimob,Kapolres Amin Litarso mengatakan, aksi anarkis warga itu juga menimbulkan kerusakan di bagian depan kantor Mapolsek Biau.
Beberapa atribut kepolisian, seperti motor operasional dan pakaian seragam yang berada di Balai Tempat Umum (BTU) Buol juga menjadi sasaran amuk massa.
"Di lokasi itu, tiga dari empat motor milik anggota di BTU dibakar, dan satu motor lainnya hanya dirusak," katanya.
Dia mengatakan, hingga Rabu pagi ribuan massa yang tadinya menyerbu Mapolsek Biau sudah tak tampak lagi namun upaya koordinasi ke polsek-polsek tetap dilakukan untuk memantau perkembangan di lapangan.
Kapolres Amin Litarso juga membenarkan adanya upaya penyisiran warga terhadap para anggota polisi baik di asrama maupun di lokasi lain.
"Saya juga mendapat informasi bahwa sejumlah warga di Desa Lakea memblokir jalan masuk kota Buol untuk menghalangi pasukan BKO yang ingin memasuki wilayah Buol," kata Amin Litarso.
Dalam kerusuhan penyerangan di Mapolsek Biau itu, sedikitnya lima warga sipil tewas setelah terkena tembakan aparat kepolisian yang berupaya membubarkan massa.
"Kita perkirakan pasukan bantuan Polres Tolitoli terhambat di jalan dengan adanya kayu-kayu yang disimpan di sepanjang jalan. Karena sinyal telepon seluler tidak ada, kami kesulitan memantau perkembangan mereka selama dalam perjalanan," kata Amin Litarso.
Insiden penyerangan itu terkait dengan tewasnya seorang tahanan Polsek Biau bernama Kasmir Timumun pada Senin sore.
Keluarga menduga tewasnya Kasmir Timumun, warga Kelurahan Leok II yang bekerja sebagai tukang ojek itu akibat penganiayaan oknum polisi.
Kasmir ditahan karena kasus kecelakaan lalu lintas yang melibatkan seorang anggota kepolisian di kota itu, namun hari Senin dia tewas di dalam tahanan.
Sebagai buntut dari kematiannya, Selasa malam sekitar pukul 21.30 WITA, ribuan warga mendatangi Mapolsek Biau yang terletak di Kelurahan Kali dan berdekatan dengan Kantor Bupati Buol.
Aparat kepolisian mengeluarkan tembakan peringatan ke udara untuk mengendalikan massa, namun massa penyerang semakin beringas.(*)
(ANT-106/R013/R009)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010
Ini merupakan cerminan bahwa atasan/pimpinan merupakan contoh teladan untuk anak buahnya. Atasannya arogan dalam setiap menghadapi masalah dimasyarakat,dng memanfaatkan jabatan/pangkat mereka dan membenarkan kesalahan yg mereka buat,dan akhirnya ditiru oleh anak buahnya.Ini jg terjadi pd anggota pemerintah/pejabat yg bermasalah. Dan akhirnya timbulah HUKUM MASSA (=Hukum Rimba)dari masyarakat.Selamat Memilih.
pemikiran yang jernih
ambil kesimpulan dr 2 pihak