Jakarta (ANTARA) - Satgas COVID-19 mengharapkan bahwa gerakan melakukan penelusuran kontak (tracing) dan pemeriksaan kesehatan (testing) terus meningkat sehingga mempercepat penanganan pandemi COVID-19.
"Jadi kalau kita memang mau cepat penanggulangan ini bisa diselesaikan maka tingkatkan testing dan tracing," ujar Ketua Bidang Penanganan Kesehatan Satgas COVID-19 Nasional, Brigjen TNI Purn Alexander K Ginting dalam konferensi pers antisipasi lonjakan kasus pasca Idul Fitri 1442 H dan Pengaturan TKA & Repatriasi PMI di Jakarta, Senin.
Menurut dia, pemeriksaan dan penelusuran adalah faktor penting dalam di dalam melaksanakan PPKM skala mikro. Dengan demikian, gerakan itu kangan sampai menurun.
Selain itu, lanjut dia, zona isolasi juga menjadi bagian penting dalam rangka menangani pandemi COVID-19 di dalam negeri.
Ia menilai pemeriksaan, penelusuran, dan isolasi merupakan suatu proses rangkaian kegiatan yang berkesinambungan. Proses itu akan berhasil jika dilakukan dengan cepat dan disiplin.
"Kita berharap pemerintah dapat mendukung tracing dan testing karena ini adalah inti program dari PPKM skala mikro di samping zona isolasi," ucapnya.
Sebelumnya, Ahli Genetika Molekuler dan Biokimia dari PT Kalbe Farma, Halida P Widyastuti mengemukakan upaya Indonesia dalam melakukan pelacakan kontak dan pengetesan COVID-19 masih relatif tertinggal bila mengacu pada standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
"Kemampuan Indonesia dalam melakukan pelacakan kontak dengan pasien COVID-19 hanya sekitar delapan dari satu orang penderita. Sementara standar WHO mencapai 25 orang dari satu penderita," katanya.
Namun, dengan upaya testing yang dilakukan pihak terkait di Indonesia, Hilda memaparkan data terakhir menunjukkan tingkat 'positivity rate' atau perbandingan antara jumlah kasus positif COVID-19 dengan jumlah tes yang dilakukan di Indonesia masih berkisar 12,2 persen.
"Sejauh ini Indonesia rata-rata sudah melakukan 160 tes per 1 juta orang per hari dari 1,6 juta kasus kumulatif dengan sekitar 5.336 kasus terkonfirmasi setiap hari sepanjang Maret 2021," katanya.
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2021