Jakarta (ANTARA) - Sekretaris Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Susyanto menyebutkan sebanyak 200 pegawai pelat merah tersebut telah mendaftarkan diri untuk mengikuti program komponen cadangan Kementerian Pertahanan.
"Khusus BUMN, Kementerian Pertahanan sudah mendapatkan calon-calon di antaranya dari PT Pindad sekitar 200 pegawai," kata Susyanto di Jakarta, Senin.
Hal tersebut merupakan tindak lanjut dari Kementerian BUMN setelah Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kementerian Pertahanan RI membahas pelaksanaan Undang-Undang nomor 23 tahun 2019 tentang Pengelolaan Sumber Daya Nasional Untuk Pertahanan Negara.
Baca juga: Menilik beda program Komcad dan wamil di Korea Selatan
Pada dasarnya undang-undang tersebut mengamanatkan setiap warga negara ikut cadangan strategis atau hampir sama dengan wajib militer sebagaimana di negara-negara lain.
Dalam implementasinya undang-undang tersebut menyasar siapa saja baik dari kalangan Aparatur Sipil Negara (ASN) atau pihak swasta tanpa terkecuali.
"Namun perekrutan kali ini dilakukan kepada ASN dan juga pegawai BUMN," ujarnya.
Selain merekrut ASN dan pegawai BUMN, Kementerian Pertahanan diketahui juga meminta kesediaan putra-putra terbaik dari Tanah Papua. Nantinya, orang-orang terpilih tersebut akan dididik dan dilatih.
Baca juga: Kemhan tunggu terbitnya PP terkait pelaksanaan program Komcad
Ia menilai dengan melibatkan putra asal Papua dalam program komponen cadangan tersebut, ke depannya semakin mengokohkan rasa nasionalisme di Tanah Air.
"Nantinya secara fisik mereka siap dan secara mental juga akan dibekali, terutama menyangkut komponen kebangsaan," katanya.
Sebagaimana diketahui, Kementerian Pertahanan membuka pendaftaran program latihan komponen cadangan bagi masyarakat Indonesia. Program itu merupakan komponen pertahanan dalam sistem pertahanan rakyat semesta yang dianut Republik Indonesia dan berfungsi untuk memperkuat komponen utama pertahanan yakni Tentara Nasional Indonesia (TNI).
Baca juga: Pengamat sebut pembentukan Komcad dapat tangkal aksi radikalisme
Pewarta: Muhammad Zulfikar
Editor: Joko Susilo
Copyright © ANTARA 2021