KBS terbilang cukup berhasil dalam melakukan konservasi komodo di luar habitat alamnya.Surabaya (ANTARA) - PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) Pelindo III menyatakan diri sebagai orang tua asuh satwa komodo sebanyak 10 ekor di Kebun Binatang Surabaya (KBS), sebagai upaya melestarikan keberadaan satwa langka tersebut.
Direktur Sumber Daya Manusia (SDM) Pelindo III Edi Priyanto di Surabaya, Senin, mengatakan pemilihan komodo sebagai satwa asuh tak lepas dari aspek geografis yang berkaitan dengan perusahaan.
Menurutnya, habitat komodo saat ini ada di salah satu area kerja operasional Pelindo III yakni Provinsi Nusa Tenggara Timur. Bahkan Pelindo III mendapat penugasan pemerintah untuk membangun pelabuhan di Labuan Bajo, Manggarai Barat, yang dikenal dengan wisata alam komodo.
Baca juga: Komodo di Kebun Binatang Surabaya mati
"Kami tahu komodo satwa purba yang dilindungi, sudah menjadi kewajiban kami bersama khususnya Pelindo III selaku BUMN untuk ikut melestarikan keberadaan satwa tersebut," kata Edi menjelaskan.
Sementara itu, serah terima orang tua asuh satwa dilakukan Direktur Utama Perusahaan Daerah Taman Satwa (PDTS) KBS, Chairul Anwar kepada Edi Priyanto.
Kolaborasi Pelindo III dan KBS bukan yang pertama dilakukan kedua perusahaan. Sebelumnya, Pelindo III juga terlibat dalam renovasi wahana akuarium yang ada di KBS.
Baca juga: 11 telur komodo menetas di Kebun Binatang Surabaya
Direktur Utama PDTS KBS Chairul Anwar menyambut baik hadirnya Pelindo III sebagai orang tua asuh satwa komodo.
Menurutnya, keberadaan satwa komodo di KBS menjadi salah satu yang bernilai lebih, karena merupakan satwa yang dilindungi. Bahkan, untuk proses pemindahan satwa tersebut dari satu lokasi konservasi ke konservasi lain membutuhkan izin tertulis dari presiden.
"KBS terbilang cukup berhasil dalam melakukan konservasi komodo di luar habitat alamnya. Selain 10 ekor komodo dewasa yang ada di kandang pamer, masih ada 100 ekor anak komodo hasil pengembangbiakan yang dilakukan oleh tim KBS," katanya.
Baca juga: Gubernur: Enam Komodo di KBS Terancam Mati
Pewarta: A Malik Ibrahim
Editor: Rolex Malaha
Copyright © ANTARA 2021