Euro jatuh menjadi 1,2663 dolar di New York pada 2100 GMT dari 1,2751 dolar pada akhir Jumat.
Mata uang AS turun terhadap mata uang Jepang, diambil pada 84,55 yen dibandingkan dengan 85,19 yen.
"Ada sedikit kehati-hatian di awal dari minggu baru ini, yaitu membantu dolar dan membantu yen," kata analis Wells Fargo Nick Bennenbroek.
Peningkatan yen menantang pengumuman Bank of Japan (Bank Sentral Jepang) bahwa mereka akan memperpanjang program pinjaman multi-miliar dolar.
Keputusan itu muncul setelah pertemuan darurat yang disebut sebagai respons terhadap tekanan kuat dari pejabat untuk mengekang kenaikan yen dan mendukung perekonomian yang terperosok dalam deflasi. Unit Jepang mencapai tertinggi 15 tahun terhadap dolar AS pekan lalu.
Kenaikan yen dipandang sebagai ancaman bagi pertumbuhan, menaikkan harga di ekspor Jepang dan mengurangi daya saing industri Jepang.
Sementara itu di Amerika Serikat, data menunjukkan belanja konsumen naik mengecewakan 0,4 persen dan pendapatan meningkat 0,2 persen pada bulan lalu menggarisbawahi ketakutan perekonomian AS.
Belanja konsumen merupakan pendorong utama pertumbuhan ekonomi AS, biasanya mencatat dua-pertiga dari output.
"Sebagian besar penurunan itu hanya karena angka pagi ini. Kami punya beberapa angka pendapatan yang sangat mengecewakan, dan angka menunjukkan pengeluaran melampaui pendapatan," kata analis FTN Financial Lindsey Piegza.
Semua mata akan beralih ke rilis data pekerjaan bulanan pada Jumat, dengan sebagian besar analis memproyeksikan gaji non-pertanian turun 118.000 pada Agustus dan pengangguran naik tipis menjadi 9,6 persen dari tingkat 9,5 persen saat ini.
Pada Rabu, indeks Institute for Supply Management diperkirakan menunjukkan perlambatan output manufaktur.
Terhadap mata uang utama lainnya, dolar turun menjadi 1,0254 franc Swiss dari 1,0278 pada Jumat sedangkan pound Inggris turun menjadi 1,5460 dolar dari 1,5517. (A026/K004)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010