Jakarta (ANTARA News) - Badan Kejuruan Kimia Persatuan Insinyur Indonesia BKKPII) menyatakan Indonesia harus memperkuat pembangunan industri sekunder untuk kebutuhan masyarakat.
"Pembangunan industri sekunder dilakukan untuk meningkatkan GDP perkapita dan cadangan devisa," ungkap Penasehat BKKPII Rauf Purnama, kepada pers di Jakarta, Senin malam.
Rauf yang ditemui pada acara diskusi BKKPII bertema "Nilai Tambah Industri Kimia" mengatakan, Indonesia harus membangun industri sekunder sebanyak mungkin dengan bahan baku hasil produksi industri premier.
Pembangunan industri sekunder harus dilakukan terintegrasi mulai dari industri hulu, industri antara sampai dengan industri hilir.
Semua ini diperlukan, sehingga seluruh kebutuhan industri hilir dapat dipenuhi oleh industri hulu dan ini akan terbentuk struktur industri yang kuat.
"Pembangunan industri sekunder akan memperbesar nilai tambah sehingga pajak yang diterima negara akan meningkat," ungkap Rauf.
Selain pajak meningkat, juga akan terjadi efek lain yang signifikan seperti lapangan kerja, penghematan devisa dan tumbuhnya industri tersier seperti perbankan dan perdagangan.
Menurut dia, prioritas pembangunan industri sekunder difokuskan terhadap beberapa komoditi sumber daya alam yang bernilai ekonomi tinggi dan cadangan yang cukup.
Rauf mengungkapkan, pemerintah berperan sebagai pemimpin untuk membangun industri yang memiliki risiko besar, akan tetapi punya dampak yang sangat besar terhadap kebutuhan masyarakat.
"Pembangunan industri sekunder telah berhasil dilakukan oleh Malaysia, China, Singapura, dan Iran," demikian Rauf. (ANT-259/K004)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010