Dubai (ANTARA News/AFP) - Imam Amerika Serikat di balik prakarsa untuk membangun sebuah pusat Islam di dekat tempat serangan 9/11 meminta umat Islam di Teluk untuk memerangi ekstrimisme, dalam lawatannya yang disponsori negara ke kawasan itu.

"Ada ancaman bersama: radikalisme, yang ada dalam semua agama," kata Imam Feisal Abdul Rauf sebagaimana dikutip oleh kantor berita resmi keemiran WAM, di Abu Dhabi, Ahad malam.

"Pertempuran sebenarnya bukan antara Muslim dan non-Muslim. Pertempuran sebenarnya adalah antara moderat dan ekstrimis," kata Abdul Rauf, menurut WAM.

Ia telah mengunjungi Bahrain dan Qatar sebagai bagian dari lawatan yang disponsori oleh Departemen Luar Negeri AS. Ia diperkirakan akan "membicarakan mengenai kehidupan Muslim di Amerika" dan "pekerjaan meningkatkan dialog antar-kepercayan"-nya, menurut pernyataan Kedubes AS di Abu Dhabi ketika mengumumkan kunjungan itu.

Rencana untuk membangun pusat Islam itu, yang akan mencakup sebuah ruang shalat, dekat tempat gedung World Trade Center yang hancur dalam serangan 11 September 2001, telah memanaskan kehebohan politik di AS.

Beberapa pendukungnya mengatakan pusat itu akan menjadi platform untuk meningkatkan dialog antar-kepercayaan dan toleransi, sementara penentangnya menyatakan tidaklah sensitif membangun pusat itu di dekat tempat serangan tersebut.

Beberapa perencananya menyatakan pusat banyak lantai itu akan termasuk sebuah tempat untul shalat, fasilitas olahraga, theater dan restoran, dan akan terbuka bagi umum.

Pembangunan pusat itu, bangunan kaca dan baja 13 lantai senilai 100 juta dolar AS yang akan dibangun di atas properti pribadi, telah disetujui oleh para pejabat kota tersebut.

Abdul Rauf telah menjadi imam sebuah masjid 12 blok dari "Ground Zero" selama 27 tahun terakhir, menurut laman Internet Cordoba Initiative, organisasi untuk meningkatkan dialog antar-kepercayaan dan pengertian, yang ia dirikan. (S008/K004)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010