Diaspora menggambarkan dirinya sebagai sebuah jejaring sosial "kesadaran-privasi, pribadi yang dikontrol".
Proyek open-source telah menjadi halaman muka berita tahun ini ketika Facebook dipaksa untuk menyederhanakan pengaturan privasi, setelah mereka dikritik karena terlalu rumit dan membingungkan.
Proyek, yang dikembangkan oleh empat mahasiswa AS mengumpulkan dana 200 ribu dolar (140.000 pound sterling).
"Kami tahu kinerja Diaspora, kami suka, dan akan menjadi open-source pada 15 September," tulis tim di blog mereka.
Tim mengatakan mereka telah menghabiskan musim panas dengan "menyelesaikan ide, berbagi kontekstual".
"Itu berarti cara intuitif bagi pengguna untuk memutuskan, dan bukan peringatan keputusan, konten apa yang akan bagikan untuk rekan kerja dan apa yang terjadi pada teman-teman minum mereka. Kita tahu masalah besar [user inteface] dan kita menganggapnya serius."
Proyek itu dimulai oleh tiga ilmuwan komputer dan seorang matematikawan dari New York.
Ide mereka mendapatkan momentum awal tahun ini ketika Facebook, jejaring sosial terbesar di dunia dikritik secara serius.
"Kami ingin menempatkan pengguna memegang kendali dari apa yang mereka beri," Max Salzberg, salah satu pendiri mengatakan kepada BBC News.
Tim berpaling ke situs penggalangan dana Kickstarter untuk meningkatkan 10.000 dolar yang mereka perlukan untuk membangun jaringan itu.
Pada akhirnya tim dibangkitkan dengan dana 200.642 dolar dari hampir 6.500 orang.
Mark Zuckerberg, pendiri Facebook, dilaporkan turut menyumbang proyek tersebut.
Rilis awal Diaspora pada 15 September, dan akan menjadi "open source", yang berarti tim akan membuat kode konfirmasi bagi siapa saja yang ingin melihat dan memodifikasi.
Banyak yang percaya bahwa sulit menantang Facebook, yang kini memiliki 500 juta pengguna dan saat ini diperkirakan bernilai 33 miliar dolar.
Penerjemah: Adam Rizallulhaq
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010