Kuala Lumpur (ANTARA News) - KBRI Kuala Lumpur didatangi mahasiswa Malaysia dan Indonesia yang menyampaikan surat protes keras atas tindakan Benteng Demokrasi Rakyat (Bendera) yang melemparkan kotoran ke halaman Kedubes Malaysia di Jakarta pada Senin (23/8).
"Tindakan mereka adalah tidak beretika dan tidak menghormati bangsa serumpun yang beragama Islam dan bulan Ramadhan yang mulia ini," kata Presiden Majelis Perwakilan Mahasiswa Universitas Teknologi Malaysia (MPM UTM) Johor Bahru, Muhammad Zaki, di depan KBRI Kuala Lumpur, Senin.
Mahasiswa Malaysia memandang serius demontrasi Bendera di depan Kedubes Malaysia di Jakarta. "Aksi tersebut merupakan perbuatan yang memalukan dan memberikan dampak yang besar kepada hubungan dua negara yang akrab dan terjalin selama ini," kata Zaki didampingi Ketua PPIM (Persatuan Pelajar Indonesia di Malaysia) Muhammad Hamidi.
"Kami menuntut agar Indonesia mengambil tindakan tegas kepada pengunjuk rasa yang tidak menghormati jalinan persahabatan yang berharga dalam era globalisasi ini. Persaudaraan yang terjalin sejak sekian lama dicemari dengan perbuatan yang tidak beretika dan bertentangan dengan semangat setia kawan dan Asean," kata dia.
Akibat beberapa kali demontrasi yang sampai merusak di Kedutaan Malaysia di Jakarta, mahasiswa Malaysia bertemu dengan sekitar 300 mahasiswa Indonesia yang studi hampir di semua kampus Malaysia.
"Umumnya mahasiswa menyesalkan demontrasi yang sudah melampaui batas-batas etika. Akhirnya, kami melakukan buka puasa bersama antara para mahasiswa Malaysia dengan Indonesia," katanya.
"Kami terus mengharapkan kedatangan mahasiswa Indonesia, saudara kami untuk kuliah di Malaysia. Kami juga menawarkan berbagai beasiswa untuk mahasiswa Indonesia," ujar Muhd Zaki.
Sekitar tujuh puluh mahasiswa Malaysia dan lima pimpinan PPI Malaysia mendatangi KBRI Kuala Lumpur. Mereka diterima dengan baik oleh Atase Pendidikan KBRI Imran Hanafi dan Atase Pertahanan Laut Kol TNI AL Edi Sucipto.
Sikap PPIM
Ketua Persatuan Pelajar Indonesia Malaysia (PPIM) Muhammad Hamidi menyesalkan aksi massa yang dilakukan segelintir orang di Kedutaan Malaysia di Jakarta yang tidak mencerminkan nilai-nilai dan jati diri Bangsa Indonesia dan meminta kepada Pemerintah Indonesia segera mengambil tindakan.
"Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) Malaysia meminta kepada seluruh media Indonesia agar lebih profesional (tidak sepihak) dalam menyampaikan laporan yang berkaitan dengan hubungan baik Indonesia-Malaysia untuk menjaga serta menghindari keretakan hubungan bilateral antara Indonesia dan Malaysia," kata Hamidi, mahasiswa S2 di Universitas Malaya.
Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) se-Malaysia meminta agar semua pihak untuk lebih arif dan bijaksana dalam melihat permasalahan yang terjadi dan menyelesaikannya secara diplomasi yang baik serta tetap menghormati kedaulatan masing-masing negara, kata Ketua PPIM yang datang bersama puluhan mahasiswa Malaysia ke KBRI.
(A029/S023/S026)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010
bekas ketua PPI Malaysia