Liwa, Lampung Barat (ANTARA News) - Negara China andalkan pasokan serabut kelapa (Coco Fiber) dari Lampung Barat, setiap bulanya daerah ini mampu memasok 150 ton lebih serabut kelapa.
"Negara China masih andalkan pasokan serabut kelapa dari Kabupaten Lampung Barat, bahkan setiap bulannya pasokan serabut kelapa semakin meningkat," kata Kepala Dinas Koperasi, Perindustrian, Perdagangan dan Pasar, Kabupaten Lampung Barat, Zukri Amin, di Liwa, Minggu.
Dia menjelaskan, sejak permintaan serabut kelapa tinggi, petani kelapa mulai produktif.
"Permintan serabut kelap semakin tinggi, membuat produktifitas petani semakin baik, bahkan tingkat perekonomian petani kelapa meningkat hingg lima persen," kata dia.
Kemudian lanjut dia, pengelolaan serabut kelapa akan dapat meningkatkan laju pembangunan di daerah.
"Usaha serabut kelapa yang telah terkelola, tentu akan dapat memberikan kontribusi besar pada pembangunan di Lampung Barat, selain itu, pertumbuhan ekonomi masyarakat petani akan semakin baik," kata dia.
Potensi perkebunan kelapa di Kabupaten Lampung Barat melimpah, membuat pemerintah setempat membangun pusat pengelolaan kelapa di Pekon Marang, Kecamatan Pesisir Selatan, Lampung Barat.
Pembangunan Kawasan Agro Industri Terpatu (KUAT) di Lampung Barat di atas lahan seluas 10 hektar, mampu memanfaatkan potensi buah kelapa, menjadi produk yang memilki nilai ekonomi tinggi, dan mampu menyumbang PAD untuk pembangunan di daerah ini.
Negara China sebagai konsumen terhadap pendistribusian serabut kelapa (Coco Fiber), dari Kabupaten Lampung Barat, membawa peluang sendiri terhadap komoditas kelapa, pasalnya sebelum diolahnya serabut ini, petani hanya membuang kulit kelapa tersebut.
Hingga saat ini potensi kelapa di Kabupaten Lampung Barat mencapai 6.326 pohon dengan total produksi mencapai 31.059.600 butir per tahun atau 86.277 butir per hari.
Petani kelapa biasa menjual serabut kelapa mentah pada pabrik mencapai 8.000 hingga 10.000 buah, dengan harga mencapai Rp40 per buah.
Pabrik pengolahan serabut kelapa memiliki mesin pengolahan DC sebanyak tiga buah, tetapi yang baru dioperasikan hanya dua unit, yang mampu menghasilkan serabut kelapa hingga tiga ton per hari.
Pasokan serabut kelapa ke China setiap bulanya mencapai 150 ton lebih, dengan harga serabut kelapa mencapai Rp2.500 per kilonya.
Sementara itu Bupati Lampung Barat, Mukhlis Basri mengatakan, pengolahan serabut kelapa di Lampung Barat membawa dampak pada peningkatan taraf hidup petani.
"Pabrik pengolahan kelapa ini, yang difokuskan pada serabut kelapa, akan berdampak besar bagi perekonomian petani yang ada di daerah ini. Pasalnya, dengan dikelolanya serabut kelapa, maka petani dapat memanfaatkan buah kelapa dengan maksimal tanpa satupun yang terbuang," kata dia.
Bupati menjelaskan, potensi komoditas kelapa di Lampung Barat berlimpah.
"Komoditas kelapa di daerah ini sangat berlimpah, sehingga menjadi peluang bagi investor untuk bermitra dengan pemkab, yang nantinya pengelolaan dipastikan investor akan mendapatkan keuntungan," kata dia lagi.
Dia menambahkan, komoditas kelapa akan terus di kembangkan.
"Kami akan terus memberikan bimbingan dan binaan terhadap petani, agar produktifitas kelapa akan semakin meningkat, seiring dengan meningkatnya permintaan akan produk olahan kelapa ini," katanya. (ANT-049/K004)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010