Kabul (ANTARA News/AFP) - Presiden Hamid Karzai pada Minggu menyatakan siasat Washington bagi perang Afghanistan perlu dipikir ulang, karena perlawanan pimpinan Taliban kian hebat dan jumlah korban di kalangan pasukan asing melonjak.
Karzai menyatakan itu kepada tamunya Norbert Lammert, ketua parlemen Jerman, kata pernyataan kantor presiden Afghanistan.
"Saat berbicara tentang keamanan Afghanistan dan kawasan, ia (Karzai) mengatakan bahwa siasat perang melawan terorisme harus dinilai ulang," kata pernyataan itu.
"Pengalaman delapan tahun belakangan menunjukkan bahwa pertempuran di desa tidak berhasil dan tidak mencapai apa pun, selain membunuh rakyat Afghanistan," kata Karzai.
"Pemikiran ulang siasat melawan `pemberontakan` adalah kebutuhan paling mendesak negara terkoyak perang ini," katanya, "Itu menjadi kebutuhan sesungguhnya dalam keadaan ini."
Pada awal pekan lalu, Karzai -yang didukung Barat- mengatakan kepada pejabat Amerika Serikat bahwa Washington dan sekutu NATO-nya harus mengalihkan pusat perhatian tentara mereka ke tempat persembunyian pejuang di sisi Pakistan dari perbatasan kedua negara itu.
Saat berbicara kepada anggota Kongres Amerika Serikat pada Kamis, Karzai menyatakan gerakan tentara pimpinan negara adidaya itu melawan pejuang di Afghanistan tidak mencapai kemajuan, dengan menyalahkan kekurangan pada penanganan Washington atas Afghanistan pasca-Taliban.
"Kurangnya kemajuan dalam perang melawan teror memiliki dua unsur: pertama, penyebab teror tidak diatasi dan kedua, rakyat tewas selama perang ini," katanya.
Ia juga menyatakan rencana Presiden (Amerika Serikat Barack) Obama mulai menarik pasukan negara adidaya itu dari Afghanistan pada tahun mendatang meningkatkan semangat Taliban.
Serbuan pimpinan Amerika Serikat menggulingkan Taliban pada 2001.
Korban di kalangan rakyat merupakan masalah peka di Afghanistan, tempat hampir 150.000 tentara asing melancarkan upaya menumpas perlawanan untuk mengalahkan perjuangan hampir sembilan tahun Taliban.
Perserikatan Bangsa-Bangsa pada pekan ini menyatakan jumlah korban di kalangan rakyat naik sepertiga pada setengah pertama tahun ini, dengan pejuang menewaskan tujuh kali lebih warga daripada pasukan pimpinan NATO.
"Tigapuluh satu persen itu berarti 1.271 warga tewas, 1.991 lagi cedera, dan banyak dari mereka terlantar," katanya dalam jumpa pers di Kabul.
Seorang wanita tewas dalam bakutembak antara pasukan ISAF dengan Taliban di provinsi Helmand, Afghanistan selatan, pada Rabu, kata ISAF secara terpisah.
Pasukan itu juga menyatakan menewaskan lebih dari 20 pejuang Taliban dalam gerakan di propinsi Paktia, Afghanistan timur, ajang perlawanan pejuang tersebut.
Jumlah korban tewas itu tak dapat dipastikan secara mandiri.
Taliban pada Kamis membantah laporan Perserikatan Bangsa-Bangsa, yang menyatakan kelompok gerilyawan itu bertanggung jawab atas lebih dari 1.000 warga tewas dalam setengah pertama tahun ini, dan menyebutnya propaganda.
Tugas Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Afghanistan (UNAMA) menyatakan sejumlah 1.271 warga tewas dalam kekerasan antara Januari hingga Juni dan Taliban bertangungjawab atas 76 persen dari korban itu.
Taliban membantah laporan itu dan menuduh badan dunia itu berpihak kepada pasukan pimpinan Amerika Serikat tersebut.
Taliban melancarkan perlawanan untuk merebut kembali kekuasaan setelah pemerintah mereka digulingkan pasukan pimpinan Amerika Serikat sebagai balasan atas serangan 11 September 2001 di negara adidaya tersebut.(*)
(B002/R009)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010